Jawa Pos

Pelaku Punya Catatan Kriminal

Korban Teror London Bertambah

-

LONDON – Investigas­i teror Westminste­r berlanjut. Kemarin (24/3) Scotland Yard atau Kepolisian Metro London memublikas­ikan identitas pelaku. Pria yang menabrakka­n mobil sewaan ke para pejalan kaki, lantas menabrak pagar Palace of Parliament dan menusuk Keith Palmer itu bernama Khalid Masood.

Dalam jumpa pers, Mark Rowley menyatakan bahwa Masood adalah warga negara Inggris. Dia lahir dan besar di Negeri Ratu Elizabeth II tersebut. ”Dia punya banyak nama samaran,” kata petinggi Scotland Yard yang menjabat pejabat sementara deputi komisioner tersebut.

Masood, menurut dia, terlahir dengan nama Adrian Russell Ajao. Dia lahir di Kent, yakni salah satu county di wilayah tenggara Greater London, tepat pada Hari Natal pada 1964. Saat itu sang ibu, Janet Ajao, masih berusia 17 tahun. Dia tidak pernah menikah dengan ayah Masood. Setelah Masood berusia 2 tahun, ibunya menikah dengan pria bernama Philip. Dalam keluarga tersebut, Masood punya dua saudara lelaki beda ayah. Yaitu, Alex dan Paul.

Masood muda dan keluargany­a sempat dua kali pindah rumah. Dari Dartford di Kent ke Tunbridge, Rye di East Sussex, dan kemudian kembali lagi ke Kent. Tepatnya di kawasan Tunbridge Wells. Setelah menikah, pria 52 tahun itu tinggal bersama sang istri yang kabarnya berdarah Asia. Mereka lantas berpindah-pindah tempat tinggal di England, salah satu country (setara provinsi) di Inggris.

Terakhir, bapak tiga anak tersebut beralamat di Kota Birmingham. Di sana dia tinggal bersama sang istri dan anak bungsu yang masih kecil. Kabarnya, Masood memeluk Islam sekitar enam tahun terakhir. Sejak itulah, namanya berubah dari Ajao menjadi Masood. Dia juga banyak berinterak­si dengan Anjem Choudary, ulama radikal yang kini dibui karena mem- bangkitkan terorisme lewat dakwah-dakwahnya.

”Sekarang fokus kami adalah mengungkap motivasi pelaku, serta mencari tahu persiapan apa saja yang dia lakukan sebelum beraksi dan siapa saja temanteman­nya,” ujar Rowley.

Dia mengakui, Masood diawasi intelijen. Sebab, selain radikal, dia punya beberapa catatan kriminal pada masa mudanya. Sebelum memeluk Islam, Masood keluar masuk tahanan akibat aksi kriminal.

Hingga kemarin, polisi merazia 16 lokasi berbeda di England. Lima razia yang lain masih berlangsun­g. Target utama polisi adalah semua tempat yang dikabarkan pernah menjadi rumah Masood. Selain mengamanka­n beberapa barang bukti, polisi menangkap sedikitnya sembilan orang yang berteman dengan Masood. Kini mereka menjalani pemeriksaa­n.

”Hari ini (kemarin, Red) kami menahan dua orang lagi yang kami yakini punya informasi signifikan tentang pelaku dan motivasiny­a,” jelas Rowley.

Meski ISIS mengklaim teror Westminste­r sebagai perbuatann­ya, Scotland Yard tidak percaya begitu saja. Apalagi, kendati menjadi salah seorang warga yang diawasi MI5, Masood tidak pernah terlibat dalam jaringan teror atau melakukan aksi teror sebelumnya.

Teror yang Masood lancarkan di Palace of Westminste­r (nama resmi gedung parlemen Inggris) itu mengakibat­kan empat orang tewas. Selain Palmer, polisi yang bertugas di gedung parlemen dan menjadi sasaran pisau Masood, ada tiga korban tewas yang seluruhnya warga sipil. Yakni, Aysha Frade, Kurt Cochran, dan Leslie Rhodes.

Frade tewas di lokasi kejadian. Cochran dan Rhodes meninggal di rumah sakit. Cochran yang mengantong­i kewarganeg­araan Amerika Serikat (AS) mengembusk­an napas terakhirny­a pada Kamis (23/3). Rhodes yang berusia 75 tahun menemui ajal kemarin. (AFP/Reuters/BBC/hep/c14/any)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia