Paulinho Made in China
SEBELUM hat-trick yang dicetak ke gawang Uruguay kemarin pagi WIB, Paulinho layaknya seorang bintang yang terlupakan. Apalagi, dia hanya bermain di Liga Tiongkok untuk membela Guangzhou Evergrande sejak 2015. Untunglah, pelatih Brasil Tite cukup fair.
Menurut Tite, siapa pun yang bermain di liga mana pun akan dipanggil ke timnas Brasil selama performanya layak diperhitungkan. ’’Aku bekerja keras setiap hari. Jadi, hasil ini bukan kebetulan,’’ ucap Paulinho sebagaimana dilansir Telegraph. ’’Kami tampil apik. Sebagai tim, kami hanya perlu menjaga performa ini. Dan, aku yakin kami masih bisa menyajikan yang lebih baik,’’ tambahnya.
Seiring dengan performa apiknya, Paulinho makin menjaga peluang untuk berada dalam tim dan ikut ke Rusia ketika Piala Dunia 2018. Kekecewaan karena tidak dipanggil saat Copa America 2015 sudah terlupakan. Saat itu Brasil berada di tangan Dunga.
Paulinho melejit ke pentas sepak bola dunia berkat performa hebatnya dalam Piala Konfederasi 2013. Ketika itu Brasil masih dilatih Luiz Felipe Scolari. Paulinho tampil bertenaga dan tetap menjaga sentuhan khas Brasil.
Setelah performanya di ajang Piala Dunia mini tersebut, tawaran menggiurkan datang dari klub Inggris Tottenham Hotspur ke Premier League. Corinthians bersedia melepasnya dengan mahar GBP 17 juta (Rp 283 miliar).
Sayang, karirnya di Eropa tidak berjalan mulus. Selama dua musim membela Spurs, performa Paulinho jauh dari harapan. Bahkan, pada musim keduanya, dia hanya tiga kali bermain sebagai starter di Premier League. Dampaknya, dia kehilangan tempat di skuad timnas Brasil.
Merasa tidak berkembang di Eropa, Paulinho akhirnya menerima pinangan klub Tiongkok Guangzhou Evergrande pada 2015. Kebetulan, pelatihnya adalah Scolari yang sangat memahami gaya bermain dan karakternya di lapangan.
Alhasil, di tangan Scolari, Paulinho kembali bersinar dan mendapatkan panggilan dari timnas Brasil. Bahkan, saat laga, komentator menyebut Paulinho made in China lantaran berkembang lagi setelah bermain di Tiongkok. (irr/c14/ham)