Sulit Move On dari Si Kutu
BUENOS AIRES – Bersama Lionel Messi saja Argentina gagal memenangi final Piala Dunia 2014, final Copa America 2015, dan final Copa America Centenario 2016. Lalu, apa jadinya La Albiceleste –sebutan Argentina– tanpa Messi?
Pertanyaan itu kembali muncul setelah Messi kembali menjadi protagonis dalam kemenangan 1-0 Argentina atas Cile di Estadio Monumental Antonio Vespucio Liberti, Buenos Aires, kemarin (24/3). Gol semata wayang Albiceleste lahir dari tendangan 12 pas La Pulga alias Si Kutu, julukan Messi, pada menit ke-16.
Itu adalah kali kedua Messi mencetak gol tunggal kemenangan Albiceleste dalam kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Conmebol. Sebelumnya adalah gol ke gawang Uruguay di Mendoza (2/9).
Begitu bergantungnya Argentina pada Messi terlihat karena para striker Argentina lainnya seolah hanya menjadi cameo. Sergio Aguero bahkan sudah ditarik ke luar sebelum sejam permainan. ’’Saya tidak berpikir tim kami bergantung kepadanya (Messi) melainkan karena dia memang bermain bagus. Pemain lainnya juga sudah bermain bagus. Tapi, Cile menyulitkan kami dengan tiga strikernya dan mengakhiri laga dengan lima bek,’’ ungkap pelatih Argentina Edgardo Bauza seperti dilansir ESPN. Bauza juga menyebut kemenangan Argentina layak dihargai 10 poin. Sebab, Albiceleste kini merangsek ke peringkat ketiga dengan 22 poin. Hanya terpaut satu angka dari peringkat kedua Uruguay. ’’Sekarang kami akan fokus dalam laga di La Paz (lawan Bolivia, 29/3, Red),’’ jelasnya. Sayang bagi Argentina, laga di La Paz akan dilalui tanpa empat pe- main yang terkena akumulasi kartu. Mereka adalah Mascherano, Gonzalo Higuain, Lucas Biglia, dan Nicolas Otamendi.
Di sisi lain, kemenangan atas Cile sekaligus membuat Argentina mempertahankan gelar UFWC (Unofficial Football World Championships) atau kemenangan ke-62 dari 103 laga UFWC. Secara jumlah kemenangan, Argentina hanya kalah dari Skotlandia (86) dan Inggris (73).
Tapi, apa itu UFWC? Tak lain adalah titel juara dunia tak resmi yang dibuat jurnalis asal Inggris, Paul Brown, pada 2003. UFWC kali pertama diberikan kepada Inggris yang menang 4-2 atas Skotlandia pada 1873 sebagai laga sepak bola internasional kedua di dunia (laga pertama pada 1872 berakhir 0-0). Seperti aturan dalam tinju, tim pemilik titel akan mempertahankan gelar kalau bermain seri dan kehilangan gelar kalau kalah dalam sebuah pertandingan. (ren/c5/dns)