Efek Instan Essien dan Salary Cap
BAGI Persib Bandung, dampak kedatangan Michael Essien bisa langsung dirasakan sehari setelah mantan gelandang tim nasional Ghana itu diperkenalkan (14/3). Ratusan Bobotoh –sebutan pendukung Persib– langsung memesan
dengan nomor punggung 5 yang bakal dikenakan eks bintang Chelsea itu.
”Dari sejak buka, kami kewalahan melayani Bobotoh yang ingin membeli jersey Essien,” kata M. Irvan, penanggung jawab merchandise, di Graha Persib, Bandung, sehari setelah Essien resmi jadi pemain Persib (15/3).
Irvan menyatakan, hadirnya Essien langsung memberikan efek instan. Biasanya, setiap hari tidak lebih dari 20 jersey yang laku terjual.
” Yang datang langsung saja sudah 50 orang. Kalau online sudah ratusan pemesan,” katanya kepada Radar Bandung ( Jawa Pos Group).
Untuk mendapatkan jersey Essien, Bobotoh hanya perlu merogoh kocek Rp 250 ribu. Dengan harga tersebut, mereka berhak memperoleh jersey orisinal Persib bertulisan Essien, kartu anggota, kartu perdana, dan asuransi.
Efek instan itulah yang barangkali membuat banyak klub berminat mengikuti jejak Persib merekrut marquee player. Namun, untuk menghindari kesalahpahaman tentang pemain mana saja yang masuk kategori marquee player, PSSI berencana menuangkan dulu regulasinya secara tertulis.
”Semua regulasi kalau sudah tertulis, klub akan lebih mudah untuk memaknainya,” kata Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono.
Dalam regulasi itu nanti, seorang marquee player harus pernah minimal tampil dalam satu di antara tiga edisi terakhir Piala Dunia. Atau setidaknya pernah bermain di kompetisi elite Eropa dalam durasi delapan musim terakhir.
Selain itu, setiap klub bisa mendatangkan marquee player bila masih memiliki sisa dana melebihi batas salary cap yang sudah ditentukan federasi. Batas atas salary cap sebuah klub di kompetisi kasta tertinggi tanah air itu akan ditentukan dalam manager meeting dengan klub peserta Liga 1 di Jakarta pada 29 Maret. (ben/pra/JPG/c10/ttg)