Pomal Periksa Penumpang Terakhir
PSURABAYA – Teka-teki siapa pembunuh Denny Ariessandi bakal segera terkuak. Sopir taksi online yang ditemukan tewas tengkurap di Jalan Larangan, Kenjeran, Kamis pagi (23/3) itu diduga dibunuh oleh penumpangnya.
Berdasar sumber informasi Jawa Pos di kepolisian, identitas orang tersebut sudah diketahui sejak Kamis siang
Polisi berhati-hati lantaran yang diperiksa bukan warga sipil. ” Satu tentara sudah diamankan oleh Pomal. Pangkatnya KLD (kelasi dua, Red),” tuturnya.
Sumber tersebut menyatakan, terduga pelaku yang diamankan berinisial KF. Hingga kemarin petang, polisi masih ber koordi nasi dengan Pomal Lantamal V Surabaya untuk mendalami kasus itu di samping me ngumpul kan alat bukti. ”Sementara karena tersinggung. Selebihnya masih diselidiki,” imbuh sumber tadi.
Sumber lain menyebutkan bahwa bisa jadi pelaku lebih dari satu orang. Hal tersebut terindikasi dari luka-luka yang diderita korban. Melihat banyaknya luka pada korban, pelaku mungkin melakukannya dengan dilatarb elakangi emosi yang memuncak.
Kalau cuma merampok mobil korban, pelaku berpikir untuk menghabisi nyawanya saja. Tidak perlu sampai menusuknya bertubi-tubi. ”Luka paling banyak di sebelah kanan. Kemungkinan korban tidak dalam posisi duduk saat ditusuk,” katanya. Dia melanjutkan, korban sempat memberikan perlawanan. Maka, pelaku benar-benar menyerang sampai korban tidak berdaya. Diduga, KF merupakan penumpang terakhir taksi online Denny. Hal tersebut diketahui dari hasil pe la cakan aplikasi taksi online.
Polisi sendiri belum memberikan statement resmi. Kasatreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Ardian Satrio Utomo tidak berada di kantornya. Menurut salah seorang anggota reserse, Ardian ikut terjun ke lapangan untuk menyelidiki kasus tersebut.
Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Ronny Suseno menyatakan belum mendapat laporan dari anak buahnya tentang satu orang yang diamankan tersebut. Namun, dia membenarkan bahwa satu nama sudah dikantongi. ”Kami masih menyelidiki lebih lanjut tentang satu orang tersebut,” ujarnya singkat.
Polisi dengan dua melati di pundak itu belum bisa memastikan apakah satu nama tersebut berstatus tentara atau bukan. Kalaupun memang tentara, pihaknya memastikan akan berkoordinasi dengan TNI. ”Motifnya juga masih kami gali,” ujarnya.
Komandan Pomal Lantamal V Surabaya Kolonel Laut PM Hari Murti menyatakan bahwa KF masih diperiksa. ”Masih dalam proses pemeriksaan. Kami sudah berkoordinasi dengan kepolisian,” sebutnya.
Dia tidak menjelaskan secara detail seperti apa pemeriksaan tersebut. Pihaknya menegaskan tidak akan menutup-nutupi kasus tersebut. Pomal juga belum menetapkan yang bersangkutan sebagai tersangka. ”Sedang ditanya kepada yang bersangkutan (KF). Tunggu pembuk- tiannya,” lanjut mantan Kadis Lidkrim Pamfik Puspomal Mabesal tersebut.
Jawa Pos kemarin siang juga mendatangi rumah Denny di Perumahan Jaya Maspion, Cluster Beryl, Gedangan. Linda, tante korban, menuturkan bahwa ayah satu anak itu tidak pernah punya masalah dengan temantemannya. ”Bagus semua. Malah ada teman SD-nya yang melayat ke sini,” sebutnya.
Dia melanjutkan, Denny bekerja sebagai sopir taksi online untuk menambah pemasukan. Sebab, putrinya akan masuk SD tahun depan. Sudah enam bulan ini dia bekerja sebagai driver. Siangnya, dia bekerja di ekspedisi J&T Express di Betro, Sedati.
Mobil Daihatsu Xenia itu dibelinya secara mengangsur sejak tahun lalu. Sayangnya, mobil bernopol L 1620 MS tersebut tidak dipasangi global positioning system (GPS). Setiap pukul 06.00–09.00, biasanya mobil itu dipakai oleh Linda. ”Kami berharap polisi segera mengungkapnya. Sebab, ini bukan kasus ecek-ecek,” ujar perempuan berusia 60 tahun itu sesenggukan. Hari ini, rencananya jenazah Denny dimakamkan. Sebelumnya, pukul 10.00, jenazahnya disemayamkan dahulu di Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Dukuh Kupang.
Kemarin Jawa Pos juga menelusuri kantor taksi online tempat Denny bekerja di kawasan Pucang Adi. Eko Prasetyo, yang mengaku perwakilan manajemen, menyatakan bahwa kasus Denny tidak melibatkan driver perusahaannya. Dia mengaku tidak pernah mendapat kabar adanya salah seorang karyawan yang menjadi korban pembunuhan. ” Tidak ada. Saya tidak mendapat kabar sama sekali,” jelasnya.
Ketika dimintai tolong untuk mencari penumpang terakhir yang bersama Denny, Eko juga menolak. Dia menyatakan tidak bisa mencari identitas driver hanya berbekal nama lengkap. ”Harus ada nopol mobil dan nomor teleponnya juga,” tegasnya. (did/edi/bin/c6/git)