Siapkan Pemuda Hadapi MEA
Setiap pemuda mempunyai peluang yang sama untuk berkembang. ASEAN Youth Center (AYC) hadir untuk mewadahi hal itu. AYC yang berada di Universitas PGRI Adi Buana (Unipa) Surabaya itu digagas Kementerian Pemuda dan Olahraga.
ADA satu hal yang terpatri dalam benak Natta Akbar tentang AYC. Mahasiswa jurusan Bahasa Inggris Unipa itu sadar betul akan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa. Salah satunya meningkatkan value diri. Kesadaran tersebut semakin kuat setelah dia bergabung dengan AYC setahun lalu.
AYC mengantarkan Natta pada sebuah forum internasional di Singapura. Event yang berlangsung pada 2016 itu mempertemukan dia dengan generasi muda dari berbagai negara. Wawasannya kian terbuka. ”Persaingan makin terlihat, ini loh dunia,” katanya.
Dalam forum Youth Entrepreneurs Sym- posium, disampaikan berbagai hal tentang entrepren eurship. Mahasiswa semester 6 itu menyebutkan, saat ini dunia digital atau teknologi informasi memudahkan banyak hal. Inovasi-inovasi bermunculan. Entrepreneur tumbuh dan berkembang. Tantangannya pun semakin besar. ”Bikin usaha itu tidak semata-mata berjualan, tapi harus ada dan ditingkatkan valuenya,” ujarnya.
Presiden AYC periode 2015–2016 tersebut menyadari bahwa Indonesia sanggup bersaing. Banyak ide bagus di bidang entrepreneur yang muncul dari generasi muda. Dia tidak ingin Indonesia terusmenerus menjadi konsumen. Generasi muda Indonesia harus berinovasi agar bisa menjadi produsen.
Pembina AYC Unipa Widodo, kata Natta, ingin generasi muda tidak hanya menjadi pemuda biasa. Tetapi harus menjadi pemuda luar biasa. ”Apalagi, zaman sekarang, AYC jadi wadah yang bagus untuk mengasah potensi diri,” tuturnya.
Hal itu diamini Presiden AYC periode 2017–2018 Abdul Ghoni. AYC, lanjut dia, merupakan wadah bagi para pemuda untuk mengembangkan minat dan bakat serta membangun networking yang mendunia. Selama dua tahun, AYC telah menjalin kerja sama yang baik dengan berbagai pihak.
Pada tahun pertama AYC berjalan, banyak pihak yang digandeng untuk memperluas wawasan dan meningkatkan kualitas generasi muda. Di antaranya, Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI) Jawa Timur, Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Indonesia, Regional English Language Officer (RELO), dan Youngpreuner.
AYC menerima kunjungan langsung dari Khairul Rusydi, pemuda yang menjabat co-founder Reactor, perusahaan start-up terkenal dari Singapura. Selain itu, rombongan mahasiswa Malaysia dan Singapura yang melakukan studi banding ke Indonesia menyempatkan hadir dalam simposium dan workshop yang digelar AYC tersebut.
Ke depan, Ghoni menggandeng para difabel. Mereka bisa saling berbagi inspirasi. Sebab, tidak sedikit kalangan difabel yang punya karya. Mereka bisa memperoleh pengetahuan atau wawasan dari AYC. (puj/c16/nda)