Pahami Pelajaran dengan Bernyanyi
SURABAYA – Ratusan siswa SDN Tambaksari III mengikuti pembelajaran dengan metode parodi kemarin (24/3). Menampilkan gerakan khas, masingmasing kelas berlomba menunjukkan kekompakan. Mereka mempersembahkan aransemen lirik terbaik dalam kegiatan Jumat Ceria.
” Anake kodok tet tuet tet tuet, jenenge percil tet tuet tet tuet,” penggalan lirik tersebut terdengar kompak dari siswa kelas IIB saat tampil di lapangan sekolah. Sambil menggerakkan kedua tangan dengan pinggul berlenggak-lenggok, belasan siswa itu terus menyanyi.
Penampilan menggemaskan tersebut pun membuat siswa kelas lain tertawa. Mereka ikut bernyanyi dengan nada sayup karena tak hafal. ”Siswa mempelajari bahasa Jawa tentang nama anak hewan,” kata Kepala SDN Tambaksari III Siti Nuryati.
Bukan hanya siswa kelas II, seluruh murid diminta bernyanyi dalam metode parodi itu. Mereka mendendangkan lagu berisi materi mata pelajaran yang telah diperoleh. Mulai materi PPKN, IPS, hingga bahasa Inggris. Untuk nada lagu, seluruh siswa bebas memilih.
Inisiatif merangkai materi pelajaran dan mengubahnya menjadi lirik lagu dilakukan agar siswa lebih semangat belajar. Diharapkan, mereka lebih cepat memahami materi.
Pembelajaran dengan metode parodi juga membuat guru makin kreatif dan inovatif. Sebab, setiap hari mereka harus menyusun materi yang dapat menarik minat siswa untuk belajar. ”Istilahnya, guru harus selalu membuat pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM, Red),” terangnya.
Fernando Ardiansyah Pramata, salah seorang siswa, mengaku sangat senang mengikuti model pembelajaran tersebut. Dia merasa mudah menghafal pelajaran sambil menyanyi. ”Enak. Seneng bisa sambil joget,” ucap siswa kelas VA itu.
Dalam kegiatan Jumat Ceria tersebut, kelompok Nando membawakan materi tentang daur air. Mereka menjelaskan proses hidrologi tersebut melalui nada lagu Tamasya karya Daljono. ”Kami menghafalnya selama seminggu,” ujarnya. (elo/c18/nda)