Jawa Pos

Menghapus Kecemburua­n Sosial

-

Mereka berkelilin­g dari kampung ke kampung. Mulai SMPN 1 Jabon, Desa Panggreh, Trompoasri, Kedungrejo, Kupang, Balongtani, Jemirahan, hingga kembali ke Dukuhsari. Jarak tempuh yang dilewati sekitar 15 kilometer. Beberapa siswa SD di sekitar SMPN 1 Jabon ikut berpartisi­pasi untuk mendukung program SOS tersebut.

Para siswa juga mengenakan atribut unik-unik. Terpampang beberapa tulisan ajakan gemar bersepeda ke sekolah. Misalnya, Ayo Bersepeda ben Ora Resah, Aku Bangga Naik Sepeda Angin, Asap Mengganggu Kesehatan. Upaya kampanye dari para siswa SMPN 1 Jabon itu pun mendapatka­n apresiasi warga sekitar.

Subadri menyatakan, SOS adalah program khusus di Kabupaten Sidoarjo. Polresta bekerja sama dengan pemkab, DPRD, dinas perhubunga­n (dishub), dan dikbud demi menyuksesk­an program tersebut. ’’Program SOS ini didukung semua pihak. Termasuk dalam kampanye hari ini (kemarin, Red),’’ katanya.

Kepala Dikbud Sidoarjo Mustain Baladan menuturkan, gerakan ngontel bersama itu menjadi salah satu bukti dukungan terhadap program SOS. Satu per satu sekolah pun terus bergerak. ’’Ini bentuk komitmen sekolah. Artinya, kami juga berkeingin­an kuat mengajak siswa tidak menggunaka­n sepeda motor,’’ katanya.

Mustain menegaskan, berbagai regulasi untuk menertibka­n pelajar bermotor sudah dibuat. Bahkan, kini ada sanksi akademik yang diberikan. Yakni, mengurangi nilai pada mata pelajaran pendidikan kewarganeg­araan (PKn) dan pendidikan agama. ’’Saya sudah bicara dengan seluruh guru agama dan PKn. Mereka berhak mengurangi nilai siswa yang melanggar,’’ ungkapnya.

Kepala SMPN 1 Jabon Agus Pujiono menjelaska­n, setelah gebyar kampanye program SOS dengan bersepeda pancal ke sekolah sukses diadakan, pihaknya melakukan evaluasi. Pada Senin (27/3), pihak sekolah juga bakal memantau empat tempat parkir di luar ling ku ngan sekolah. ’’Sebelumnya, kami mencatat ada 450-an siswa di sini yang masih bersepeda motor,’’ katanya.

Sementara itu, suasana semarak kampanye program SOS juga terlihat di sekitar Jalan Raya Desa Gelang, Tulangan. Kemarin ribuan pelajar SMPN 1 Tulangan (Spentula) ngontel bersama. Sejak pukul 06.00, sekitar 1.400 siswa Spentula duduk di atas sepeda angin masing-masing.

Pagi itu, wajah bocah-bocah tersebut terlihat ceria dan bahagia. Ada yang membawa sepeda gunung, sepeda fiksi, hingga sepeda kuno. Kampanye dukungan program SOS itu mengusung tema Gerakan Asyik Bersepeda.

Sejumlah polisi yang dikoordina­tori Kanitbinma­s Polsek Tulangan Putut Hadi mengawal agenda tersebut. Anak-anak lalu diajak mengelilin­gi desa yang lingkungan­nya masih dipenuhi hamparan sawah nan hijau. Kabut yang membalut udara pagi itu terasa segar.

Suasana begitu riang. Apalagi, sepanjang perjalanan, tidak jarang mereka bernyanyi bersama. Misalnya, saat para siswa di kelas sang Ketua OSIS SMPN 1 Tulangan Reza Dwi Arianto melintasi sawah-sawah setelah lapangan Desa Gelang. Rombongan Reza terdengar menyanyika­n sebuah lagu kegembiraa­n.

Menurut Reza, bersepeda onthel bersama-sama bisa menghapus potensi kecemburua­n sosial. Yakni, antara yang bersepeda motor dan yang tidak. Yang bermotor juga berpeluang jor-joran. ”Kalau semua naik sepeda, kan lebih asyik. Lagi pula, dengan mancal begini, tubuh makin sehat,” katanya.

Menurut Kepala SMPN 1 Tulangan Sudiyono, sebenarnya aksi bersepeda anak-anak itu spontanita­s. ”Biasanya kan Jumat bersih, ya bersih-bersih. Nah, kalau melibatkan semua siswa, biasanya jalan sehat. Ya sudah, kali ini sepedaan sekalian kampanye SOS,” paparnya. (ayu/via/c14/c6/hud)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia