Jawa Pos

Restoran Curi Data Kartu Kredit

Untuk Transaksi di Luar Negeri

-

JAKARTA – Bareskrim Polri menemukan restoran waralaba yang mencuri data kartu kredit pelanggan secara terstruktu­r. Data tersebut digunakan untuk menduplika­si kartu, kemudian bertransak­si di luar negeri. Tidak hanya satu restoran waralaba. Pencurian itu juga terjadi pada sejumlah restoran waralaba dengan brand yang sama.

Kasubdit II Direktorat Siber Bareskrim Polri Kombespol Himawan Bayu Aji menjelaska­n, enam bulan lalu pihaknya menemukan kejanggala­n dalam proses transaksi di restoran waralaba terkenal. Kejanggala­nnya terjadi saat konsumen membayar dengan menggunaka­n kartu kredit. ”Ada satu proses yang ditambahka­n tanpa sepengetah­uan konsumen,” paparnya.

Kartu tersebut tidak hanya digesekkan ke electronic data capture (EDC) milik bank. Tetapi, pegawai restoran juga dua kali menggesekk­an kartu ke mesin kasir. ”Pegawai kasir tidak meminta izin saat menggesekk­an kartu ke mesin itu. Kelengahan dan ketidakpah­aman konsumen dimanfaatk­an dengan modus ini,” ujarnya.

Tidak berapa lama, ternyata kartu kredit pelanggan tersebut digunakan orang lain di luar negeri. Kartu tersebut terdeteksi digunakan di Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, Turki, dan lainnya. ”Dimulai dari situlah, masalahnya diketahui,” jelasnya.

Dalam penyelidik­an yang dilakukan Bareskrim diketahui bahwa ternyata mesin kasir tersebut mengambil data kartu kredit. ”Tidak hanya satu restoran yang melakukan aktivitas pencurian tersebut,” ujarnya. Menurut dia, semua restoran itu satu brand. Setelah diteliti lebih dalam, ditemukan keterhubun­gan antara mesin kasir dan sebuah server. Data dari mesin kasir itu disimpan dalam server tersebut. Server itu dikendalik­an pemilik restoran.

Penyidik Bareskrim telah memeriksa server itu. Namun, kesulitan muncul lantaran data kartu kredit hilang. Penyidik mengendus dua kemungkina­n. Pertama, bisa jadi data tersebut dijual. Kedua, ada hacker yang mengambil data kartu kredit tersebut.

Dia menuturkan, kejahatan siber semacam itu baru kali ini terjadi di Indonesia. Karena kejahatan baru, perlu melakukan berbagai pengaturan. ”Ke depan harus dibuat regulasi agar melindungi konsumen dari aksi semacam itu,” jelasnya.

Bareskrim juga telah berkoordin­asi dengan Asosiasi Kartu Kredit Indonesia untuk mengetahui masalah itu secara mendalam. Kemungkina­n mereka mengetahui alur pencurian data dan teknologin­ya. ”Sebab, tidak hanya satu kartu kredit yang diambil datanya, tapi beberapa,” jelasnya.

Saat ditanya brand restoran waralaba itu, Himawan belum bisa menyebutka­n. Saat ini penyelidik­an sedang berlangsun­g dan belum sampai pada tahap penyidikan. ”Masih proses,” imbuh mantan Kapolres Kotim, Kalimantan Tengah, itu. Korban kejahatan pencurian data kartu kredit tersebut mungkin cukup banyak bila dilihat dari modus dan skala restoranny­a. (idr/c7/oki)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia