Scotland Yard Sulit Ungkap Motif
LONDON – Empat hari berlalu sejak Khalid Masood melancarkan aksi teror ke gedung parlemen Inggris alias Palace of Westminster. Namun, aparat belum bisa mengungkap motivasi pelaku. Kemarin (26/3) Scotland Yard –sebutan Kepolisian Metro London– pasrah jika harus gagal mengungkap motif serangan tersebut.
”Kami harus bisa menerima fakta bahwa kami mungkin tidak akan pernah mengetahui motivasi pelaku saat melancarkan aksinya. Jawaban semua itu mungkin memang harus mati bersamanya,” kata Neil Basu, pejabat senior unit antiteror Scotland Yard, dalam jumpa pers. Meski pasrah, Scotland Yard tak mau menyerah begitu saja. Investigasi tentang Masood terus berlanjut.
Kemarin Scotland Yard mengaku membebaskan sepuluh di antara total sebelas orang yang tertangkap dalam razia antiteror setelah teror Westminster Rabu sore (22/3) waktu setempat. Kini, tersisa satu orang yang menjalani interogasi. Pria 58 tahun itu ditangkap di Birmingham, kota terakhir yang ditinggali Masood.
Berdasar keterangan para saksi dan barang bukti yang terkumpul sejauh ini, Scotland Yard meyakini bahwa Masood beraksi sendirian. Hal itu berkaitan dengan klaim ISIS sehari setelah pria 52 tahun tersebut menusuk Keith Palmer dan menewaskan tiga warga sipil. Yakni, Masood tidak pernah berhubungan langsung atau menerima perintah dari ISIS. Yang masih mungkin, Masood terinspirasi ISIS setelah menyaksikan propagandanya.
Rabu lalu, Masood hanya membutuhkan waktu 82 detik untuk melancarkan aksinya. Mulai menabraki para pejalan kaki dan wisatawan di Jembatan Westminster, menabrak pagar, hingga menusuk Palmer yang sedang bertugas di halaman gedung parlemen. Aksi itu berakhir setelah timah panas petugas menembus tubuh Masood. Dia ambruk dan sempat menerima tindakan medis sebelum akhirnya tewas.
”Penyelidikan kami terus berlanjut. Saya sangat berterima kasih kepada masyarakat yang banyak membantu kami. Tapi, kami masih butuh bantuan publik,” tutur Basu. (AFP/Reuters/ BBC/hep/c18/sof)