Tertantang Ikut Ironman di Bintan
EMMA Carney merupakan salah seorang panutan triathlete dunia. Sebagai triathlete, dia pernah hattrick juara ITU Triathlon World Cup pada 1995–1997. Dia kini sibuk keliling dunia menularkan ilmunya, termasuk ke Indonesia.
KAKI kanannya masih dibalut dengan alat bantu jalan. Namun, semangat Emma Carney tetap bersemangat memberikan instruksi kepada 20 triathlete amatir di Sentul City, Bogor, 12 Maret lalu. Jauh-jauh datang dari Australia, Emma yang tercatat sebagai Sport Australia Hall of Fame dengan serius membagikan pengalamannya menaklukkan sejumlah race triatlon di dunia.
Saat itu, ibunda Jack Carney,6, itu memang tidak ikut serta dalam latihan. Maklum, operasi tendon achilles kanan pada Januari lalu menyebabkan dia harus rehat dari aktivitas latihan berat. Keberadaan dia di Jakarta tidak terlepas dari antusias para triathlete amatir di Jakarta yang berupaya menggelar tri camp.
Mochammad Adhitia Nugroho, penggiat triatlon di Jakarta, yang mengundang Emma untuk memberikan course singkat. Itu merupakan followup dari sharing personal melalui website pribadi Emma secara online dalam beberapa waktu terakhir. ’’ Terakhir istri saya (Ade Masnahumina, Red) yang pakai program dia sebelum tampil di Ironman Ballarat Desember tahun lalu,’’ tutur Igo –sapaan karib M. Adhitia Nugroho.
Gayung bersambut. Rupanya, sejumlah rekannya sesama pegiat triatlon di Jakarta antusias menyambut rencana tri camp tersebut. Bagi mereka, sharing bersama mantan juara dunia adalah kesempatan langka dan mahal. Apalagi, sebagian di antara mereka mulai menekuni triatlon belum lama ini, sekitar lima tahun terakhir. Misalnya, Jayatri Cortine yang berlatih triatlon dua tahun terakhir.
Igo dan rekan-rekan juga bekerja sama dengan Kedutaan Besar Australia di Jakarta. Itu semata dilakukan untuk bisa menggunakan fasilitas kedubes, misalnya kolam renang dan executive residence, dalam menggelar tri camp.
Emma merasakan antusiasme triathlete pemula di Indonesia. Padahal, dalam pengamatan dia, di Jakarta tidak banyak spot yang representatif untuk berlatih. Khususnya buat bersepeda. ’’Tetapi, di sini (Sentul City, Red) jalannya oke, loop- nya juga pas buat latihan,’’ ujarnya.
Dia membuka diri seluas-luasnya untuk sharing dengan para triathlete di seluruh dunia. Termasuk para pemula di Indonesia. Emma mengungkapkan, bergeliatnya triatlon di Indonesia harus bisa diarahkan menjadi lebih baik lagi ke depan. Termasuk yang berkaitan dengan infrastruktur.
Sejumlah event triatlon dan Ironman yang sudah berlangsung di sejumlah kota di Indonesia juga menghadirkan tantangan masing-masing. ’’Saya dengar Ironman di Bintan juga cukup steril,’’ lanjutnya.
Meskipun sudah pensiun dari triatlon elite dunia, Emma belum meninggalkan dunia yang sudah menjadi bagian hidupnya itu. Terakhir dia tampil di race triatlon pada medium 2016, sebelum mengalami cedera engkel.
Selanjutnya, perlahan dia berjanji kembali berlatih untuk bisa turun di ajang triatlon. ’’Menarik untuk mencoba salah satu race di Indonesia. Kalau ada kesempatan, akan saya coba ikuti,’’ terangnya. (nap/c4/tom)