Suci Diri Jelang Nyepi
Upacara Melasti di Pantai Utara Surabaya
SURABAYA – Ratusan umat Hindu dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Lamongan dengan khidmat mengikuti rangkaian upacara melasti di pantai utara Surabaya kemarin (26/3). Upacara tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan menyambut Tahun Saka 1939 besok (28/3).
Upacara dipusatkan di lapangan Arafuru, kompleks Akademi Angkatan Laut ( AAL), Bumimoro, Surabaya. Hadir pula Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut Laksda I Nyoman Gede N. Ary Atmaja, Kepala Staf Armada Timur I Gede Nyoman Ariawan, jajaran pimpinan Kodiklatal, beserta pim pi nan Parisada Hindu Dharma Indo ne sia ( PHDI) Provinsi Jawa Timur
Mereka satu per satu turun dari mobil, lalu berjalan di atas karpet merah memasuki atrium mal. Jepretan kamera para pewarta dan pengunjung mal pun membuat para artis menghentikan langkah untuk melayani permintaan berfoto. ”Konsepnya glamor. Oleh karena itu, para tamu, termasuk artisnya, mengenakan dress. Sedangkan yang laki-laki jas atau setelan formal,’’ ujar Amelia Salim saat ditemui sebelum acara.
Rancangan desainer kenamaan Surabaya Diana Putri juga mewarnai busana para artis. Sebut saja Wulan Guritno yang mengenakan salah satu di antara seri Genesis by Diana Couture. ’’Baju yang dikenakan Wulan sudah saya modifikasi, yakni penambahan cape yang menutupi lengan,’’ jelas Diana Putri. Selain Wulan, Amelia Salim dan Uci Flowdea mengenakan gaun dari seri yang sama.
Selain dikenakan para artis dan sosialita,rancanganDianadipamerkan dalam fashion show kolaborasi dengan desainer aksesori Grace Setyo Liem. ’’ Headpiece yang dikenakan model dari Elemental Series. Bentuknya bercerita tentang bumi, matahari, air, dan bulan,’’ ujar pemilik brand G-Liem tersebut.
Perfect Dream merupakan film yang menonjolkan sisi kehidupan sosialita di Metropolis. Film tersebut dijadwalkan rilis Januari 2017. Namun, karena proses editing dan revisi, Perfect Dream rilis pada 30 Maret.
Perfect Dream merupakan film pertama produksi East Java Films yang bekerja sama dengan Empat Sisi Productions. ’’Semoga film ini bisa diterima. Kalau capai target lima juta penonton, kita syukuran lagi, deh,’’ kata Amelia Salim.
Meski banyak bercerita tentang glamornya masyarakat kelas A di Surabaya, sang sutradara Hestu Saputra juga menelisik beragam cerita kehidupan lain. Misalnya, melibatkan Bonek Persebaya dan pengambilan gambar di ikon-ikon lanskap Surabaya. ’’ Film ini Suroboyo banget. Semoga ceritanya bisa diterima semua kalangan,’’ ucapnya.
Perfect Dream bercerita mengenai Dibyo (Ferry Salim), seorang pengusaha sukses yang bermasalah dengan kehidupan rumah tangganya. Dibyo orang yang sangat berambisi dalam mewujudkan impiannya. Keberhasilan diukurnya dari seberapa dirinya bisa memenuhi ambisinya. Kemudian, Dibyo menikahi Lisa (Wulan Guritno), putri Marcel Himawan (Hengky Solaiman), seorang pengusaha di kalangan elite Surabaya. Harta berlimpah ternyata tidak membuat puas Dibyo. Dia malah semakin berambisi menguasai wilayah lawan bisnisnya.
Menurut Hestu, film tersebut diangkat dari kisah nyata. ’’Sebelum membuat cerita, saya bersama tim melakukan wawancara eksklusif ke beberapa orang dari kalangan elite Surabaya. Tantangannya memang sangat sulit, mengingat pertanyaan sangat personal,’’ jelasnya. Berkat relasi dari Amelia Salim dan Uci Flowdea sebagai sosialita Surabaya, tim produksi film lebih mudah menembus narasumber yang merupakan para sosialita dan pelaku bisnis.
Hasil dari riset dan wawancara digodok hingga matang untuk memperoleh sudut pandang untuk diolah menjadi ide cerita. ”Syaratnya satu. Nama-nama tokoh di film dibuat fiktif,’’ tambahnya.
’Pendalaman karakter tentu dilakukan. Bedanya kali ini saya harus menyesuaikan dialek dan tone khas orang Surabaya. Di dalam film, saya juga harus mengeluarkan istilah gaul Suroboyoan,’’ terang Wulan Guritno. Meski begitu, pihaknya tidak merasa kesulitan menyesuaikan gaya bicara. Wulan belajar dari lingkungan sekitar ketika proses syuting. ’’Syutingnya di Surabaya. Tentu saya sering dengar dialek itu dari orang-orang di sekitar. Jadi lebih mudah berbaur,’’ katanya.
Pengalaman menarik juga banyak didapat aktris dengan nama lengkap Wulan Lorraine Guritno itu dari lokasi syuting. ’’Saya mengunjungi tempat yang belum pernah didatengi. Misalnya, kamar seharga Rp 60 juta di Hotel Majapahit sebagai salah satu lokasi syuting,’’ tambah ibunda Shaloom Syach Razadee tersebut. (esa/c4/dos)