Tidak Kenal Lelah Perangi TB
SURABAYA – Sebanyak 1.200 kader tuberkulosis (TB) Aisyiyah se-Jawa Timur kemarin (26/3) melaksanakan jambore. Dalam acara tersebut, mereka bersepakat dengan banyak pihak untuk memerangi penyakit mematikan itu.
Siti Dalilah Candrawati, ketua PW Aisyiyah Jawa Timur, menjelaskan bahwa selama ini organisasi perempuan Muhammadiyah itu sudah lama terjun dalam penanggulangan TB. Mereka memiliki program Ketuk 1.000 Pintu. ”Jadi, kami datang ke rumah-rumah untuk menyosialisasikan TB,” tuturnya.
Selain Ketuk 1.000 Pintu, Aisyiyah juga melaksanakan program pendampingan menelan obat (PMO). Setiap penderita TB akan ditemani kader dalam minum obat.
Menurut perempuan yang akrab disapa Candra itu, penderita TB sering kali putus obat. Sebab, jumlah obat yang dikonsumsi cukup banyak. ”Belum lagi durasi minum obatnya yang cukup lama,” ucapnya.
Jika putus obat, penderita akan resistan atau kebal. Lupa sekali saja, mereka harus mengulangi pengobatan dari awal. Karena itu, kader diperlukan. ”Fungsi lainnya memang untuk menemani pasien,” tuturnya.
Kader TB Aisyiyah sejauh ini baru tersebar di 22 kota dan kabupaten. Paling banyak memang berasal dari Surabaya. Ke depan, Candra mengatakan akan memperbanyak kader di kota lain.
Aisyiyah tidak sendirian dalam misi menangani TB di Jatim. Candra menjelaskan bahwa pihaknya bekerja sama dengan banyak instansi. ”Tanda tangan yang kami lakukan tadi (kemarin, Red) sebagai komitmen kami,” tuturnya.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr Kohar Hari Santoso SpAn mengapresiasi acara tersebut. Kegiatan itu, menurut dia, akan membantu program pemerintah untuk menanggulangi TB. Sejauh ini, baru 39 persen atau 38.598 penderita TB yang terobati. ”Dengan bantuan seluruh aspek masyarakat, pasti akan tertanggulangi,” katanya.
Untuk penanggulangan TB di Jatim, dinkes memiliki semboyan Temukan Tuberkulosis, Obati sampai Sembuh (TOSS). Program TOSS harus dilaksanakan oleh semua pihak. Sebab, untuk menemukan tuberkulosis sejak dini, harus ada kepedulian dari sekitar. ”Orang sekitarnya harus mengawasi minum obat juga,” katanya.
Dalam acara tersebut, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Suli Daim mengatakan bahwa pihaknya sedang menggodok peraturan daerah memberantas TB. ”Ini kan sudah ada perda mengenai HIV. Kami sudah melakukan sidang mengenai perda yang bisa mengakomodasi TB juga,” paparnya. (lyn/c11/git)