Jawa Pos

Terus Dorong Proyek Gedung Terpadu

Pemkab Targetkan DED Tuntas Tahun Ini

-

SIDOARJO – Pembanguna­n megaproyek gedung terpadu terus dimatangka­n. Saat ini dinas pekerjaan umum dan penataan ruang (PUPR) mempersiap­kan konsep pembanguna­n bangunan 17 lantai itu. Dalam waktu dekat, konsepnya dipaparkan di hadapan sekretaris daerah (Sekda) dan tim anggaran (timgar).

Kepala Dinas PUPR Sigit Setyawan menyatakan, konsep pembanguna­n gedung terpadu sedang dirancang. Ada sejumlah kebutuhan yang harus dipenuhi. Pertama, detail engineerin­g design (DED). Di dalam DED tersebut nantinya dipaparkan beragam aspek teknis bangunan. Mulai jumlah lantai, desain bangunan, konsep penataan tiap lantai, hingga perkiraan anggaran yang dibutuhkan.

Kebutuhan kedua adalah persiapan perpindaha­n kantor. Sigit menuturkan, gedung terpadu akan dibangun di areal pemkab saat ini. Luas lahannya mencapai 23 ribu meter persegi. Nah, lokasi pembanguna­n kini masih dihuni sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD). Di antaranya, sekretaria­t daerah (setda), dinas PUPR, serta dinas komunikasi dan informasi (diskominfo).

Sebelum dibangun, lanjut dia, pemkab harus memindahka­n dinas-dinas tersebut. Menurut Sigit, pemindahan bebrapa dinas itu tidak sederhana karena membutuhka­n alternatif kantor sementara. ’’ Harus memindahka­n berkas dan perabotan juga,’’ ucapnya. Selain itu, PUPR harus membongkar gedung pemkab yang lama. Kegiatan tersebut akan dilelang atau melibatkan rekanan agar berjalan cepat.

Sigit menargetka­n DED, pemindahan kantor, dan proses lelang pembongkar­an rampung tahun ini. Setelah itu, Sigit akan memaparkan konsep gedung terpadu di hadapan Sekda dan tim anggaran. Ketika sudah mendapatka­n persetujua­n, pihaknya langsung memulai pembanguna­n fisik. ’’ Tahun depan bisa dibangun,’’ katanya.

Pembanguna­n gedung terpadu sebenarnya diajukan sejak tahun lalu. Tepatnya ketika Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) APBD Sidoarjo 2016. Namun, sebagian besar kalangan dewan menolak. Alasannya, program itu tidak menyentuh masyarakat secara langsung. Selain itu, anggaran yang dibutuhkan untuk merealisas­ikan pembanguna­n gedung tersebut sangat besar. Perdebatan terus terjadi. Saat evaluasi APBD, gubernur pun mencoret megaproyek yang menelan anggaran Rp 800 miliar itu.

Menurut Sigit, gedung terpadu sangat dibutuhkan pemkab untuk memenuhi tuntutan memperbaik­i pelayanan yang mengacu pada prinsip good and clean governance. Selain itu, kini kantor dinas dan instansi di lingkungan pemkab tersebar. Akibatnya, warga sulit mengurus perizinan atau surat-surat lain. ’’ Makanya, kami ajukan lagi gedung terpadu (dalam APBD Sidoarjo 2017, Red),’’ paparnya.

Ketua DPRD Sidoarjo Sullamul Hadi Nurmawan mendukung agenda pembanguna­n gedung terpadu pemkab tersebut. Menurut dia, pemkab berhak mengusulka­n kembali program yang dirasa bermanfaat bagi warga. ’’ Tidak masalah kembali diusulkan,’’ ucapnya.

Wakil Ketua DPRD Emir Firdaus mengingatk­an bahwa pembanguna­n gedung terpadu mendapat evaluasi dari gubernur. Dalam evaluasiny­a, proyek itu dinilai pemborosan lantaran membutuhka­n ang garan yang besar. ’’ Seharusnya pemkab memperhati­kan evaluasi itu,’’ jelasnya. (aph/c15/pri)

 ?? RESVIA AFRILENE/JAWA POS ??
RESVIA AFRILENE/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia