Jawa Pos

Gresik Perlu Lakukan Enam Hal

Pengusaha dan pemerintah perlu bersinergi untuk mendorong pertumbuha­n ekonomi. Dengan kerja sama yang padu, ekonomi tumbuh pesat.

-

PRESIDEN Direktur (Presdir) PT Jindal Stainless Indonesia ( JSI) Rajesh Khosla menilai Kabupaten Gresik punya potensi kuat sebagai tolok ukur pertumbuha­n ekonomi nasional. Bahkan internasio­nal. Syaratnya, pemerintah dan pengusaha saling

membantu da- lam menghadapi tantangan. Rajesh mencontohk­an tantangan pengusaha dalam menjalanka­n bisnis di satu daerah. Di Gresik, misalnya. Dalam lima tahun terakhir, nilai upah minimum kota/kabupaten (UMK) naik dua kali lipat. Itulah tantangan bagi pengusaha. Bukan masalah. Namun, karyawan yang digaji Rp 3 juta tentu berbeda dengan yang digaji Rp 30 juta per bulan. Hak karyawan perlu disesuaika­n dan kemampuann­ya. Nah, kualitas karyawan tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah. Angkatan kerja perlu disiapkan untuk memasuki dunia kerja. ’’Pendidikan dan industri harus terintegra­si,’’ katanya. Menurut Rajesh, bukan tantangan yang menggelisa­hkan. Yang dikhawatir­kan pengusaha adalah ketidakpas­tian. Misalnya, soal perizinan, infrastruk­tur, dan regulasi lain. ’’ Tidak ada yang khawatir soal tantangan,’’ ujarnya di hadapan peserta dialog Gresik sebagai Mercusuar Pertumbuha­n Ekonomi Indonesia pada Rabu (22/3). Ratusan wakil perusahaan, pengusaha, pimpinan perusahaan, dan pemerintah hadir dalam acara tersebut.

Rajesh menyatakan, pemerintah tidak perlu khawatir tentang pertumbuha­n ekonomi. Yang terpenting adalah membangun sinergi dan kerja sama. Pertumbuha­n ekonomi bisa berkembang pesat ketika pengusaha dapat berbisnis dengan nyaman. ’’Pemerintah dan pelaku bisnis sama-sama merasakan dampak baik,’’ tuturnya.

Chairperso­n Enciety Business Consult Kresnayana Yahya menyebut enam hal yang dibutuhkan Gresik untuk mengiringi perkembang­an ekonomi. Yakni, trade centre, layanan pendukung industri, apartemen dan permukiman, pendidikan vokasional, pengembang­an seni dan budaya, serta destinasi wisata yang menarik.

Pertama, trade centre merupakan tempat pertunjuka­n industri se- kaligus pameran hasil produk Gresik. Isinya menginform­asikan industri apa saja, produknya apa saja, serta layanan apa saja yang bisa didapat di kabupaten berpendudu­k sekitar 1,3 juta tersebut. Kedua, kebutuhan selanjutny­a adalah layanan pendukung industri. Kresna melihat layanan pendukung industri di Gresik masih kurang. Banyak pengusaha yang harus pergi ke Surabaya untuk memenuhi kebutuhann­ya. Gresik harus mampu menjadi pelayan yang baik dengan menyediaka­n semua kebutuhan industri. Jadi, pengusaha nyaman dan kerasan untuk berinvesta­si.

Ketiga, apartemen dan permukiman juga menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi. Selama ini kepadatan penduduk berpusat di Gresik Kota. Kepadatan penduduk di kecamatan kota mencapai lebih dari 15 ribu orang per kilometer. Urutan kedua ditempati Kebomas, tetapi hanya lebih dari 3 ribu orang. Perbedaan cukup jauh. ’’Peluang ini harus dimanfaatk­an dengan menambah permukiman,’’ jelasnya.

Keempat, kebutuhan lainnya adalah pendidikan vokasional. Jumlah pencari kerja lulusan SMA di Gresik mencapai 42,57 persen SMA dan SMK. Adapun sarjana mencapapi 27,2 persen. Ke depan, pemkab harus mempersiap­kan tenaga kerja siap latih.

Kelima, seni budaya juga menjadi kebutuhan. Masuknya industri akan berdampak pada meningkatn­ya masyarakat pendatang. Mereka memiliki karakter dan budaya sendiri. Tidak semua pendatang mampu menyesuaik­an diri dengan budaya dan karakter asli daerah. Kalau gagal, bakal muncul kesenjanga­n sosial.

Kresna mengingatk­an pentingnya membangun karakter budaya asli yang menyesuaik­an perkembang­an zaman. Misalnya, Gresik yang khas dengan santri harus didorong untuk menemukan ala santri. ’’Masyarakat pendatang bisa menyesuaik­an dengan mudah,’’ paparnya.

Keenam, tempat wisata yang menarik. Banyak kawasan industri yang mengalami

atau uang pergi ke wilayah lain. Pengusaha berada di Gresik untuk sekadar bekerja. Mereka belanja konsumsi dan mencari hiburan di kota lain. Akibatnya, kota lain yang memanfaatk­an keramaian Gresik dengan membuka destinasi wisata baru.

Kresna menuturkan, Gresik harus membangun tempat wisata dan hiburan yang nyaman. Dengan begitu, pelaku usaha maupun pendatang tidak perlu berbelanja ke Surabaya. Perputaran uang otomatis terjadi di Kota Gresik. ’’Tidak melambung jauh ke tempat lain,’’ tegasnya. (adi/riq/c14/roz)

 ?? GUSLAN GUMILANG/JAWA POS ?? flight lifestyle capital
GUSLAN GUMILANG/JAWA POS flight lifestyle capital
 ??  ?? skill
skill
 ?? GRAFIS: DAVID PRASETYA/JAWA POS ??
GRAFIS: DAVID PRASETYA/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia