Tipe Menyerah atau Curang
ANDA tipe gampang menyerah? Atau tipe yang suka menyiasati keadaan (dalam artian curang)? Kalau jawabannya iya, bagaimana?
Kurang lima dari angka yang ditentukan, yakni 80 poin.
Ira tentu saja kecewa. Dia meradang karena UKG 2016 lebih mengutamakan aspek kognitif atau pengetahuan saja. Padahal, selama menjalani pendidikan dan latihan, yang lebih menonjol adalah komponen afektif serta psikomotorik. Alhasil, muncul ketidaksesuaian antara proses pendidikan dan latihan dengan ujian akhirnya.
Meski begitu, Ira tak patah semangat. Dia belajar secara mandiri untuk persiapan UKG ulang. ’’Tahun ini saya berharap bisa lulus,’’ ungkapnya.
Kabarnya, nilai batas minimal atau passing grade UKG ulang tahun ini tidak lagi 80 poin. Tapi dikurangi menjadi 65 poin. Ira berharap bisa melewati nilai minimal tersebut.
UKG memang tidak mudah. Sebelum mengikuti ujian, para guru harus melewati pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG). Guru yang mendapat nilai di bawah ambang batas dinyatakan tidak lulus PLPG. Sejak PLPG periode 2007 sampai 2015, relatif lebih mudah untuk mendapatkan sertifikat kelulusan.
’’Saya ikut sertifikasi angkatan pertama pada 2007. Saat itu pakai sistem portofolio,’’ kata Mansur, wakil kepala SMAN 1 Gunungsari, Lombok Barat, NTB. Guru yang tidak lulus sistem portofolio wajib mengikuti PLPG.
Para guru yang tidak lulus UKG 2016 dianjurkan mengikuti program belajar mandiri dengan pendampingan mentor instruktur nasional. Dengan begitu, mereka diharapkan bisa lulus. ’’Sehingga menepis tudingan bahwa lulus sertifikasi selama ini adalah untung-untungan,’’ ujarnya.
Mansur mengungkapkan, progam prakondisi atau belajar mandiri berlangsung dengan baik. Belajar mandiri itu dilaksanakan di bawah pengawasan masyawarah guru mata pelajaran (MGMP). Pada beberapa kesempatan, pelaksanaan belajar mandiri cukup heboh. Khususnya saat digelar ujian bersama-sama oleh sejumlah guru.
Mansur berharap pendampingan oleh para mentor membuahkan hasil. Apalagi mentor yang ditunjuk adalah para guru dengan nilai tinggi saat mengikuti UKG 2015. Meski begitu, praktik di lapangan tidak selamanya indah. Para mentor dengan nilai tinggi itu kadang kaku saat dituntut menjadi pelatih. (wan/c5/ca)