Bursa Dibayangi Petik Untung
JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi bergerak turun pekan ini. Sebab, investor bakal marak melakukan aksi ambil untung. Pada Senin (27/3), indeks telah melemah menjadi 5.541,20, tergelincir 25,93 poin atau 0,47 persen dari posisi tertingginya pada Jumat (24/3) di 5.567,13.
Periset Senior KGI Sekuritas Indonesia Yuganur Wijanarko menyatakan, IHSG hari ini (29/3) diperkirakan bergerak di kisaran support atau ambang bawah 5.490–5.510–5.410–5.310 dan resistance atau toleransi batas atas 5.620–5.720. ”IHSG kena profit taking, ’banteng masih di atas angin’,” katanya.
Namun, menurut dia, investor masih akan melakukan pembelian saham big cap, index driver, dan lapis dua. Hal itu bisa menahan dan mengangkat IHSG di atas support baru. Yakni, 5.500, level yang dulu merupakan resisten lama.
Dia merekomendasikan saham BBNI dengan level resistance psikologis di Rp 6.750–Rp 7.200, ADRO dengan potensi di Rp 1.875–Rp 1.975, serta ADHI dengan resistance Rp 2.525–Rp 2.625.
Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama mengungkapkan, IHSG berpeluang menuju level support di area 5.526 dan 5.511. ”Beberapa saham yang perlu diperhatikan, antara lain, AKRA, PPRO, TINS, SMRA, INDF, dan INCO,” tuturnya.
Pekan ini perhatian pasar tertuju pada program amnesti pajak. Jika program tersebut berhasil dan mampu mengumpulkan dana tebusan Rp 165 triliun sesuai target, hal itu bisa menjadi sentimen yang positif. Secara keseluruhan, penerimaan pajak hingga kuartal I juga bakal menjadi perhatian investor.
Tahun lalu indeks sempat terangkat dari level di bawah 5.000 menjadi 5.000. Sentimen dari amnesti pajak juga diharapkan menjadi pendorong peningkatan peringkat dari lembaga Standard & Poor’s (S&P). Jika tahun ini peringkat Indonesia dari S&P naik menjadi investment grade, indeks berpotensi tembus di angka 6.000. (rin/c16/sof)