Jawa Pos

Hindari ISIS, Bius Bayi dan Anak-Anak

Sedikit Lagi, Pemerintah Kuasai Masjid Al Nuri

-

MOSUL – Bagi warga Mosul, Iraq, menyelamat­kan diri dari peperangan benar-benar sulit. Selain meninggalk­an rumah, teman, dan barang berharga, ada lagi pengorbana­n luar biasa yang dilakukan para orang tua. Mereka terpaksa tega menutup mulut bayi dan anak mereka dengan lakban atau memberikan obat penenang agar perjuangan melarikan diri tersebut tak terendus kelompok militan Islam atau ISIS.

Hala Jaber, juru bicara Internatio­nal Organizati­on for Migration (IOM) di Erbil, mengungkap­kan bahwa hal itu harus dilakukan agar anak-anak tidak rewel atau menangis saat dibawa lari. Dengan begitu, posisi mereka tidak akan ketahuan oleh tentara ISIS. Mereka biasanya melarikan diri saat malam ataupun dini hari dengan berjalan kaki. ”Dengan begitu, mereka tidak akan diketahui, ditangkap, ataupun ditembak ISIS,” terangnya.

Penduduk sangat ketakutan. Sebab, jika mereka sampai tertangkap, nyawa taruhannya. Pria yang ketahuan lari akan ditembak mati, sedangkan perempuan kerap diikat dan dibiarkan begitu saja di luar rumah dengan kondisi cuaca yang dingin. Mereka menjadi peringatan bagi yang lain agar tidak meniru. ISIS juga menggunaka­n mereka sebagai tameng hidup saat diserang pasukan Iraq.

Hal senada diungkapka­n Noor Muhammed yang melarikan diri bersama 27 orang lainnya dari Mosul. Saudara-saudaranya yang masih kecil diberikan obat tidur selama pelarian. Selain agar tenang, hal itu mencegah mereka dari ketakutan saat ada baku tembak. Berdasar data dari badan pengungsi PBB, saat ini ada 157 ribu warga Mosul di pusat penampunga­n.

Juru bicara lembaga nonprofit Oxfam Amy Christian menyatakan, para pengungsi mengalami trauma, kelaparan, kelelahan, serta dehidrasi saat tiba di selter. Di tempat penampunga­n, ada tim khusus yang disediakan untuk membantu mengatasi tekanan psikologis bagi anak-anak korban perang.

”Apa yang anak-anak ini lihat dan alami itu seharusnya tidak dilihat manusia. Mereka menyaksika­n tangan dipotong, pemenggala­n, dan pembunuhan. Banyak di antara mereka yang shock,” ujarnya.

Sementara itu, komandan operasi pasukan koalisi di Iraq Letnan Jendral Stephen Towsend mengungkap­kan, sangat mungkin jumlah korban jiwa bertambah. Sebab, peperangan saat ini berada dalam fase mematikan di area yang padat penduduk. Towsend juga menegaskan bahwa pasukan koalisi memiliki peranan dalam kematian ratusan orang pada 17 maret lalu. Saat itu diperkirak­an 150–240 orang tewas. Evakuasi jenazah masih berlangsun­g hingga kemarin.

”Penilaian awal saya adalah kita mungkin memiliki peranan terhadap korban (sipil) tersebut,” terang Towsend. Dia menambahka­n, penyelidik­an masih dilakukan. Towsend belum mengetahui bagaimana begitu banyak penduduk sipil yang berada di dalam satu lokasi. Apakah itu sengaja ditempatka­n di sana oleh ISIS ataukah karena alasan lainnya.

Kemarin (29/3) pasukan Iraq dan tentara koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) sudah kian dekat dengan masjid Al Nuri yang dipakai Abu Bakr Al Baghdadi untuk mendeklara­sikan ISIS tiga tahun lalu. Kini masjid tersebut akan menjadi simbol kekalahan militan sadis tersebut. Mereka telah terkepung dari berbagai arah.

”Pasukan kepolisian federal telah mengambil alih area Qadheeb Al Ban dan stadion olahraga Al Malab di sayap barat Kota Tua Mosul dan mengepung militan di sekeliling masjid Al Nuri,” ujar Kepala Polisi Federal Iraq Letnan Jendral Raed Shaker Jawdat.

Beberapa helikopter mengitari Mosul barat dan menembaki para pendukung ISIS di stasiun kereta api. Bom-bom juga dijatuhkan di area tersebut, meninggalk­an asap yang membubung tinggi di udara. Pasukan Iraq berhasil menembak jatuh salah satu drone milik ISIS yang biasanya dipakai untuk mengintai maupun men- jatuhkan bom.

Kota Tua yang merupakan permukiman padat penduduk menjadi keuntungan tersendiri bagi ISIS. Mereka menggunaka­n ganggang di antara rumah-rumah untuk bersembuny­i maupun lari dari serangan. Meski begitu, karena kalah jumlah, posisi mereka kini kian terdesak.

Selasa (28/3) serangan udara pasukan koalisi berhasil menewaskan tiga petinggi ISIS. Yaitu, pejabat intelijen militer ISIS di Wilayat Ninewa Ahmed Mazen alias Abu Awda, pejabat syariah Ibrahim Al Shaafi alias Abu Khattab, serta pejabat rekrutmen Mohamed Abdel Rahman atau Abu Hashem. Mereka berturuttu­rut berkebangs­aan Norwegia, Mesir, dan Belgia. (Reuters/AFP/ Star2/IraqiNews/sha/c21/any)

 ??  ?? ANDRES MARTINEZ CASARES/REUTERS DEMI KESELAMATA­N BERSAMA: Bayi dan anak-anak diberi obat penenang agar tidak rewel selama dibawa melarikan diri dari kejaran ISIS.
ANDRES MARTINEZ CASARES/REUTERS DEMI KESELAMATA­N BERSAMA: Bayi dan anak-anak diberi obat penenang agar tidak rewel selama dibawa melarikan diri dari kejaran ISIS.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia