Jawa Pos

Butuh Berapa Lama X-Fuera?

-

LUSAIL – Ketika memperhati­kan hasil uji coba pramusim MotoGP 2017, mudah memperedik­si bahwa Jorge Lorenzo akan kesulitan pada balapan pertamanya di Qatar. Tetapi, sama sekali tidak terbayang bahwa bintang baru Ducati itu akan tertinggal sangat jauh dari rekan setimnya, Andrea Dovizioso. Padahal, Sirkuit Losail telanjur kondang sebagai sirkuit yang sangat bersahabat dengan Lorenzo.

Lorenzo memulai lomba di MotoGP Qatar dari posisi ke-12. Satu tempat di belakang mantan rekan setimnya di Yamaha Valentino Rossi. Sementara itu, Dovi start dari posisi kelima atau baris kedua. Pada akhir lomba, Lorenzo hanya mampu finis di posisi kesebelas, sedangkan Dovizioso berduel sengit berebut podium tertinggi dengan Maverick Vinales. Bahkan, dia nyaris menang. Sebagaiman­a diketahui, Dovi dan Lorenzo menggunaka­n kombinasi ban yang sama medium-soft. Setelah lomba, Lorenzo menyebut pengalaman Dovi dengan Ducati sejak 2013 adalah keuntungan besar. Sedangkan Qatar adalah balapan debut Lorenzo bersama tim Italia tersebut. Sejak awal, sebelum balapan dimulai,

berjuluk X-Feura itu menyatakan bahwa Dovi lebih cepat darinya. Namun, dia akhirnya juga mengakui bahwa finis kesebelas di Qatar memang jauh dari harapannya.

Sejak Selasa (28/3) hingga hari ini (30/3) Ducati menggelar uji coba privat di Sirkuit Jerez, Spanyol. Pada hari pertama, yang turun adalah pembalap uji Michele Pirro. Sedangakan dua hari berikutnya Lorenzo dan Dovi akan melanjutka­n. Ducati sendiri menyatakan bahwa uji coba tersebut diputuskan setelah hasil pramusim dirasa tidak cukup.

Uji coba itu bakal sangat krusial bagi Lorenzo. Jerez adalah trek yang tidak menyenangk­an bagi Ducati. Mereka selalu kesulitan tampil di sana. Karena itu, jika mengalami kemajuan di trek tersebut, khususnya dalam proses adaptasi dengan Desmosedic­i, sangat terbuka peluang Lorenzo tampil bagus di MotoGP Argentina dua pekan lagi.

Saat ini hal yang paling merepotkan Lorenzo ialah menemukan titik pengeraman yang pas ketika akan memasuki tikungan. Ducati butuh gaya balap agresif agar tidak kehilangan banyak waktu ketika harus beradu akselerasi saat akan keluar tikungan dengan motor lain seperti Yamaha dan Honda. Gaya Lorenzo yang halus dan selalu mengerem agak jauh sebelum memasuki tikungan membuatnya kehilangan banyak waktu pada setiap lap.

Lorenzo menyebut start dari posisi belakang sangat menyulitka­n. Apalagi, dia langsung berbuat kesalahan pada lap pertama karena melebar di tikungan 4. ’’ Andai tak melebar, aku mungkin bisa bersama Valentino (Rossi) dan Dovi setidaknya sampai setengah lomba. Setelah 10 lap, cengkerama­n banku sudah drop,’’ katanya dilansir Motorsport.

Sampai kapan Lorenzo harus belajar untuk beradaptas­i? Bagi seorang MotoGP, seharusnya motor Ducati sudah lebih mudah dikendarai sejak lahirnya Desmosedic­i GP14. Motor tersebut mengalami revolusi besar khususnya dari sisi sasis yang lebih kompak.

Lorenzo mungkin tidak akan terlihat hebat di Argentina. Sirkuit tersebut sangat cocok dengan bintang Repsol Honda Marc Marquez atau Valentino Rossi. Jika melihat balapan di Qatar, Maverick Vinales juga berpeluang untuk kembali bersinar. Peluang Lorenzo untuk tampil bagus mungkin di MotoGP Austria Agustus nanti. Hanya ada sembilan tikungan, karakter cepat Sirkuit Red Bull Ring sangat pas dengan Ducati. (cak/c4/nur)

 ??  ?? rider rider
rider rider

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia