Endus Jejak dari Medsos
Ipda Agus Suprayogi
IPDA Agus Suprayogi adalah polisi yang piawai melacak posisi penjahat. Dia memulai karir di kepolisian sebagai intel. Kini, seiring kebutuhan pengungkapan kejahatan, Agus dipercaya sebagai salah seorang pimpinan Tim Antibandit Rayon VI dan VII.
Salah satu kasus menonjol yang berhasil diungkap adalah membekuk kawanan pembobol ruko. Petunjuk yang didapat sangat minim ketika dituntut untuk menangkap para pelaku. ’’Saya cuma dapat nama desanya saja,’’ papar polisi yang berdinas di Surabaya sejak 1995 itu.
Nama asal penjahat tersebut didapat dari nopol mobil yang dipakai kala beraksi. Sebelumnya, Yogi –sapaan akrabnya– memang mendapat rekaman CCTV di sebuah ruko di daerah Lakarsantri yang dibobol pelaku. Tracking awal untuk mencari alamat STNK mobil itu pun dilakukan. Dia lantas menemukan sebuah nama desa di Mojokerto.
Sayangnya, saat tiba di sana, mobil tersebut berpindah tangan. Pemilik aslinya sudah menjualnya ke orang lain. Dia juga tidak mengetahui alamat lengkap pembelinya. Penyelidikan pun buntu.
Meski begitu, Agus tidak putus asa. Dia terus menggali informasi mengenai keberadaan mobil itu. Menurut informasi terakhir yang didapat, mobil tersebut berada di Gresik. Setelah berhari-hari melakukan pelacakan, dia menemukan mobil itu terparkir di sebuah lokasi terpencil. ’’Pas kami masuk, pelakunya ada di dalam rumah. Sedang tidur bersama istri dan anak-anaknya,’’ papar mantan anggota Jatanras Polrestabes Surabaya itu.
Dia berjalan sambil mengendap-endap agar sang empunya rumah tidak terbangun. Begitu disergap, pelaku tidak bisa berkutik. Dia lantas menunjukkan tempat persembunyian kawan-kawannya yang tidak jauh dari rumahnya.
Kepiawaian Agus melacak pelaku memang tidak diragukan. Sebelumnya, dia tercatat sebagai personel Unit Perlindungan Perempuan Dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya. Tugasnya memantau aktivitas prostitusi online.
Yogi bisa melacak keberadaan pelaku, baik dari informannya maupun perangkat elektronik. Pengalaman itulah yang dipakai saat masuk Tim Antibandit. Dia bisa dengan mudah melacak keberadaan pelaku.
Pengungkapan kasus lain yang dicatatkan adalah penangkapan Jibril. Yang bersangkutan merupakan otak beberapa kasus begal di Surabaya. Dia pernah ditangkap pada 2014 dan dijebloskan ke bui. Namun, hal itu tidak membuatnya jera. Jibril kembali malang melintang di dunia kejahatan.
Tahun lalu dia kabur ke Banjarmasin. Pergerakannya terus diintai Agus dan timnya. ’’Akhirnya bulan lalu saya lacak medsosnya.Ternyata dia sudah pulang ke Surabaya,’’ tutur polisi yang menempuh pendidikan di Makassar pada 1997 tersebut. (did/c15/git)