LasmiNI Masuk Daftar Menu
Ketika dunia keaktorannya mulai meredup, Denny tidak kehilangan akal. Dia meminjam nama pendekar sakti legendaris Brama Kumbara yang pernah diperankannya untuk warung makan miliknya.
PRIA berambut gondrong itu sibuk melayani beberapa pelanggan di rumah makannya pada Senin lalu (27/3). Meski memiliki karyawan, dia kerap turun tangan membantu. ”Mau makan apa?” tanyanya kepada dua remaja yang baru datang. Denny Fatchoer Rachman, si gondrong itu, langsung memberikan daftar menu
Banyak orang yang mungkin tidak ingat sosok Denny sebelum masuk ke rumah makan yang berlokasi di kawasan Magersari tersebut. Setelah masuk dan menyusuri puluhan foto dalam pigura di dalam rumah makan, ingatan orang baru akan melayang. Menapaki deretan film laga yang lahir pada era 2000-an. Salah satunya sinetron Brama Kumbara versi 2005 yang memiliki puluhan episode. Ya, Denny adalah sosok pemeran utama sang raja Madangkara itu.
” Ya, beginilah kesibukan saya sekarang,” kata Denny, lantas tersenyum. Sekitar tiga tahun lalu, Denny mulai membuka usaha Rumah Makan Brama tersebut. Itu bukan satu-satunya rumah makan miliknya. Dia punya dua rumah makan lagi. Yang satu di Dungus, Sukodono. Satunya lagi di Banyuwangi, kampung halaman dirinya dan sang istri, Dewi Kumalasari.
”Saya berfokus pada pengembangan Rumah Makan Brama. Sedang kami desain menjadi franchise,” jelasnya.
Seperti nama warungnya yang ”khas”, menu yang disajikan juga diberi nama yang tak kalah unik. Menu andalannya adalah bebek dan ayam brama. Ada juga es ajian serat jiwa. Aslinya, itu adalah nama salah satu jurus andalan Brama Kumbara yang sangat mematikan. Meski begitu, jangan takut meminumnya karena es tersebut berisi mentimun, sirup, dan campuran jeruk. ”Minumannya untuk memberikan kesegaran,” katanya.
Ada pula iga lasmini. Nama lasmini diambil dari sosok pendekar perempuan yang mencintai Brama Kumbara. Iga itu diramu dengan rempah-rempah khas Timur Tengah. Lainnya adalah es madangkara. Beberapa sajian yang lain juga diberi nama para pemain atau jurus dalam film Brama Kumbara.
Denny merancang sendiri semua makanan itu berdasar pengalamannya sebagai food and beverage services atau pramusaji di atas kapal pesiar pada 1998– 2001. ”Sekarang saya buka usaha makanan untuk mencari pemasukan harian,” jelas ayah dua anak, Dery Sacharamadhana dan Dealova Rachman, itu.
Pria yang ikut berakting dalam film Laksamana Cheng Ho (2007) itu mulai menetap di Sidoarjo pada 2007. Denny mengakui, hari-harinya kini lebih banyak dihabiskan untuk mengembangkan usaha. Sebab, dunia film tidak bisa diandalkan sebagai pemasukan utama. Dalam suatu masa, bisa jadi pemain film punya pendapatan yang melimpah. Namun, di lain waktu belum tentu.
”Gaji memang tinggi, tapi di waktu lain tidak pasti. Menjadi aktor lokal bukan pekerjaan yang pasti,” katanya.
Pada masa gemilangnya, Denny merupakan aktor kelas ibu kota. Lebih dari 11 film pernah dibintanginya. Beberapa bahkan menjadi aktor atau pemeran utama. Di antaranya, sinetron Jaka Tingkir (2004) dan Brama Kumbara (2005). ”Saya suka menjadi aktor, tapi itu bukan pekerjaan tetap yang bisa (terus-menerus, Red) diandalkan,” jelasnya.
Di tengah dunia seni peran yang tidak menentu, Denny memilih untuk lebih berfokus pada pengembangan usaha kuliner. Apalagi, pemasukannya tergolong lumayan. Meski begitu, dia tidak mau membocorkan omzet bulanannya.
Setelah Sidoarjo dan Banyuwangi, Denny menjajaki daerah lain untuk pengembangan usahanya. ”Saya akan terus kembangkan usaha rumah makan ini,” ungkapnya. (*/c6/pri)