Jawa Pos

Pemda Siap Berhemat

-

JAKARTA – Seruan Presiden Jokowi agar kementeria­n/lembaga (K/L) melakukan penghemata­n besar-besaran, khususnya belanja nonprodukt­if, bakal diikuti pemerintah daerah (pemda).

Sekjen Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) yang juga Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah menyatakan, pihaknya memahami jika pemerintah mengevalua­si besaran dana alokasi umum (DAU) yang disalurkan ke daerah. Sebab, hal itu harus disesuaika­n dengan penerimaan pajak. ’’Makanya kami juga akan berhemat,’’ ujarnya saat dihubungi Jawa Pos kemarin (5/4).

Menurut dia, pos-pos seperti rapat di hotel serta perjalanan dinas menjadi target penghemata­n

Namun, penghemata­n itu tetap akan dilakukan secara proporsion­al. Artinya, jika memang rapat di hotel atau perjalanan dinas dibutuhkan, hal itu tetap boleh dilakukan. ”Tetapi, pemerintah pusat juga harus membantu kami dengan sinergi antar kementeria­n.”

Nurdin mengakui, undangan dari kementeria­n/lembaga kadang datang silih berganti. Misalnya, diundang kementeria­n A pada pekan pertama dan kementeria­n B pada pekan kedua. Mau tidak mau, pejabat pemda harus bolakbalik ke Jakarta. Karena itu, alangkah baiknya antar kementeria­n saling berkoordin­asi sehingga undangan bagi pemda bisa dilakukan dalam waktu yang berdekatan.

”Kalau baru pulang, lalu beberapa hari lagi balik ke Jakarta, itu repot dan boros,” ucapnya.

Di tempat terpisah, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebutka­n, pemda boleh saja menyimpan dananya di BPD. Namun, dana itu tidak boleh diendapkan dalam waktu lama. Sebab, dana harus segera digunakan untuk membiayai pembanguna­n di daerah.

”Artinya, kalau waktunya dibelanjak­an, ya harus dibelanjak­an,” ujar JK setelah menghadiri Pembukaan Seminar Nasional dari Nahdlatul Wathan untuk Indonesia di Jakarta kemarin.

Berdasar data Kementeria­n Keuangan, hingga akhir Desember 2016, masih ada dana Rp 83,85 triliun yang mengendap di perbankan. Jumlah itu terdiri atas Rp 28,16 triliun simpanan milik pemerintah provinsi; Rp 41,47 triliun milik pemerintah kabupaten; dan Rp 14,21 triliun milik pemerintah kota.

Dirjen Perimbanga­n Keuangan Kementeria­n Keuangan Boediarso Teguh Widodo menyatakan, pemda memang harus mulai melakukan efisiensi karena penyaluran DAU bakal disesuaika­n dengan realisasi penerimaan pajak.

Karena itu, untuk mengantisi­pasi potensi penurunan dana yang ditransfer dari pusat, pemda harus segera mengidenti­fikasi program atau kegiatan yang tidak mendesak sehingga bisa masuk target penghemata­n. ”Makanya efektivita­s dan efisiensi belanja harus ditingkatk­an,” ujarnya.

Sementara itu, Wagub Jatim Saifullah Yusuf menegaskan siap menjalanka­n program penghemata­n seperti yang diserukan presiden. “Kami memberi porsi lebih untuk belanja yang terkait dengan publik,” tegasnya.

Menurut Gus Ipul, sapaan Saifullah, komposisi APBD Jatim sudah makin baik. Artinya, porsi belanja modal yang berdampak pada pertumbuha­n ekonomi sudah ditingkatk­an. ”Sedangkan belanja barang maupun pegawai sudah berangsur turun,” ucapnya.

Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana juga menyatakan mendukung program efisiensi anggaran yang tidak urgen. Dia bahkan menyebut program efisiensi dilakukan sejak tahun lalu. ”Misalnya, tahun lalu kami pangkas anggaran kunker teman-teman DPRD hingga Rp 20 miliar,” terang ketua DPC PDIP Surabaya tersebut.

Selain itu, Pemkot Surabaya berjanji menggenjot belanja modal. Wujudnya adalah pembuatan jalan Middle East Ring Road (MERR), jalur lingkar luar timur (JLLT), jalur lingkar luar barat (JLLB), dan frontage road (FR) Ahmad Yani. Selain itu, pemkot menganggar­kan ratusan miliar rupiah untuk proyek box culvert. ”Seluruhnya harus tuntas tahun ini,” tegas Whisnu.

Untuk penghemata­n, Pemkot Surabaya juga membuat aturan agar segala bentuk rapat tidak menggunaka­n fasilitas hotel. Sebab, pemkot memiliki gedung pertemuan di Graha Sawunggali­ng, Gedung Wanita, convention hall di Jalan Arief Rahman Hakim, dan Gedung Siola. ”Kalau tidak benar-benar terpaksa, ya tidak akan pakai hotel,” ujarnya. (far/ byu/jun/ken/ris/sal/c5/owi)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia