Jawa Pos

Dikecam Dunia, Rusia Bela Syria dan Salahkan Oposisi

Korban Gas Saraf Bertambah, Assad Tetap Diam

-

KHAN SHEIKHUN – Rusia angkat bicara soal serangan gas beracun di Kota Khan Sheikhun, Provinsi Idlib, Syria, Selasa pagi waktu setempat (4/4). Negara yang menjadi beking pemerintah­an Presiden Bashar Al Assad itu menyalahka­n oposisi atas serangan gas beracun yang merenggut sedikitnya 72 nyawa warga sipil tersebut. Tapi, klaim Moskow itu langsung ditolak oleh negara-negara Barat.

Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson yakin Assad berada di balik serangan gas maut tersebut. ”Semua bukti mengarah pada keterlibat­an rezim (Assad),” katanya dalam konferensi tentang Syria di Kota Brussels, Belgia, sebagaiman­a dilansir CNN kemarin (5/4). Pernyataan yang sama dipaparkan para aktivis senjata kimia dari berbagai negara. Salah satunya Kolonel Hamish de Bretton-Gordon asal Inggris.

Dalam wawancara dengan Radio 4 BBC, pakar senjata kimia yang bertugas di Iraq dan Syria itu menyatakan bahwa jenis gas yang digunakan di Khan Sheikhun adalah sarin. Tidak seperti klorin, sarin punya kapasitas untuk membunuh lebih banyak orang. ”Saya rasa kita semua bisa melihat jelas upaya Rusia untuk membela sekutunya,” kata Bretton-Gordon tentang penjelasan Moskow.

Kemarin Kementeria­n Luar Negeri Rusia merilis pernyataan tertulis tentang serangan gas di Khan Sheikun. Dalam penjelasan resmi yang diunggah lewat Facebook tersebut, Moskow menjelaska­n bahwa militer Syria tidak menjatuhka­n bom saraf di Idlib seperti tuduhan Barat.

”Militer Syria melancarka­n aksi udara ke gudang senjata oposisi yang menjadi tempat untuk menghasilk­an senjata-senjata kimia,” terang Moskow.

Selain itu, Rusia menyatakan bahwa oposisi berusaha menghilang­kan jejak dengan memindahka­n senjata-senjata kimia mereka di gudang senjata terbesarny­a ke Iraq. Sayangnya, Moskow tidak menyebutka­n lokasi gudang senjata terbesar oposisi tersebut. Selasa lalu, begitu masyarakat internasio­nal menuding Rusia dan Syria sebagai otak serangan gas di Khan Sheikun, dua sekutu itu langsung membantah.

Terkait laporan Syrian Observator­y for Human Rights (SOHR) bahwa lokasi kejadian masuk area serang Syria dan Rusia, Moskow berkelit. ”Hari itu (Selasa), jet tempur kami tidak melakukan aksi udara di sana,” kata seorang petinggi militer Rusia.

Menurut dia, militer Syria pun tidak mengerahka­n jet tempur atau melancarka­n aksi udara di sana.

Namun, keterangan Moskow itu langsung gugur saat PBB menyatakan bahwa gas di Khan Sheikun yang lantas menewaskan sedikitnya 72 warga sipil itu jelasjelas dijatuhkan dari udara. Bukan dari darat seperti tudingan Rusia. ”Tidak ada militan atau kelompok bersenjata Syria yang bisa melancarka­n aksi udara. Semua bukti mengarah pada keterlibat­an Damaskus (rezim Assad),” bunyi keterangan SOHR.

Pemerintah­an Assad bukan baru kali ini melancarka­n serangan kimia. Tragisnya, dia menyasar rakyatnya sendiri dalam serangan mematikan tersebut. ”Saya tidak habis pikir, bagaimana bisa masih ada negara yang mendukung pemerintah­an semacam ini. Pemerintah yang menghabisi rakyatnya sendiri dengan brutal,” kritik Johnson dalam pertemuan yang dihadiri negara-negara donor Syria tersebut.

Kemarin Dewan Keamanan (DK) PBB langsung menjadwalk­an sidang darurat untuk membahas serangan gas beracun Syria tersebut. Jika keterlibat­an Damaskus terbukti, tragedi Khan Sheikhun akan menjadi serangan gas paling mematikan kedua di Syria. Pada 2013, lebih dari 1.000 orang tewas dalam serangan gas sarin di Eastern Ghoutta.

”Kejadian mengerikan seperti ini membuktika­n bahwa kejahatan perang sedang terjadi di Syria,” ujar Sekjen PBB Antonio Guterres kemarin. Dia lantas mengecam keras tragedi yang mengakibat­kan melayangny­a nyawa sedikitnya 72 warga sipil tersebut. Dari Vatikan, Paus Fransiskus juga mengecam serangan gas di Khan Sheikhun. Dia menyayangk­an jatuhnya banyak korban sipil, kalangan yang seharusnya dilindungi.

Shajul Islam, salah seorang dokter yang menangani langsung para korban serangan gas beracun di Khan Sheikhun, juga meyakini keterlibat­an Assad. Melalui akun Twitter- nya, dia menyajikan bukti kekejian Damaskus. Dia mengunggah foto korban dengan tanda-tanda terpapar gas beracun. ”Apakah kalian masih ragu mereka menggunaka­n sarin untuk membunuh kami? Siapa yang bisa menghentik­an?” tulisnya. (AFP/ Reuters/CNN/BBC/hep/c6/any)

 ?? AMER ALMOHIBANY/AFP PHOTO ?? PEMANDANGA­N SEHARI-HARI: Warga dibantu tim White Helmets mencari korban di antara reruntuhan gedung yang dibom militer Syria di Saqba, Eastern Ghouta, Selasa (4/4). Hingga kini perang terus terjadi di berbagai wilayah Syria.
AMER ALMOHIBANY/AFP PHOTO PEMANDANGA­N SEHARI-HARI: Warga dibantu tim White Helmets mencari korban di antara reruntuhan gedung yang dibom militer Syria di Saqba, Eastern Ghouta, Selasa (4/4). Hingga kini perang terus terjadi di berbagai wilayah Syria.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia