Hangat berkat Tone Cokelat
Konsep interior minimalis identik dengan warna-warna monokrom. Hitam, putih, dan abu-abu. Desain furniturnya pun tegas. Bagi sebagian orang, kesannya dingin dan kaku. Namun, gaya minimalis bisa dimodifikasi agar lebih homey dan hangat.
BELAKANGAN, cuaca memburuk. Mendung, angin kencang, dan hujan deras (kadang disertai es) bikin hari-hari suram. Namun, begitu menginjakkan kaki di kediaman Imanto di kawasan Citra Garden Sidoarjo, suasana hangat menyambut. Bukan hanya karena suguhan teh manis dan kue-kue, tetapi juga interior rumah yang memang warm and cozy.
Ya, seluruh interior rumah dua lantai tersebut didominasi warna cokelat, krem, dan abu-abu. Tone warna itu mampu memberikan kesan hangat yang kuat. Misalnya, pada ruang tamu. Dinding yang pada dasarnya berwarna abu-abu muda dibuat lebih bertekstur dengan tambahan aksen kayu. Selain mempercantik dinding, material kayu dapat menambah kesan homey.
Material kayu juga diterapkan pada meja, pintu ruang tamu, serta pembatas antara ruang tamu dan ruang tengah. ’’Kalau tidak mau pakai material kayu, bisa gunakan pelapis bermotif kayu,’’ kata Hasan Asyari, desainer interior rumah tersebut.
Tak hanya bermain lewat tone warna hangat, Hasan sengaja mendesain perabotan yang tidak terlalu tegas seperti konsep minimalis pada umumnya. Sebuah sofa besar berwarna krem menyambut tamu yang berkunjung. ’’Desain sofa tak kaku. Jadi, tamu merasa lebih nyaman, seperti di rumah sendiri,’’ ujar pria yang tergabung dalam Himpunan Desainer Interior Indonesia itu.
Beralih ke ruang tengah yang menjadi pusat aktivitas keluarga, suasana cozy kian terasa. Ruangan tersebut didesain lapang tanpa banyak perabot. Hanya ada satu sofa, dua kursi di sudut ruangan, kabinet, dan TV. Lighting dibuat temaram dengan lampu kuning yang hangat. Karpet bulu digelar begitu saja di tengah ruangan.
Di atas karpet yang juga berwarna cokelat itu, diletakkan beberapa cushion. Enak buat dipeluk-peluk sambil menonton televisi. Detail pattern pada karpet pun memberikan variasi pada perpaduan warna ruangan. ’’ Ngobrol sama keluarga jadi lebih enak,’’ ujar Imanto.
Di sudut ruang tengah, terdapat dua kursi berwarna emas. Agak kontras dengan ruangan yang didominasi warna cokelat dan krem. Namun, kursi tersebut justru menjadi daya tarik tersendiri. Hasan menuturkan, kursi emas itu adalah salah satu focal point dalam ruangan.
Ada satu hal yang cukup mencolok dari ruang tamu dan ruang keluarga. Yakni, penempatan cermin besar di sisi kiri ruangan. Cermin tersebut membuat ruangan seakan terlihat lebar. Imanto memang sering mengadakan acara keluarga dan berkumpul dengan komunitas mobilnya. Desain ruangan dimaksimalkan agar tak terasa sumpek ketika kedatangan banyak tamu.
Alasan itulah yang membuat ruangan di lantai 1 tak memiliki sekat permanen. Ruang tamu dan ruang keluarga hanya dibatasi kisi-kisi kayu. ’’Orang di ruang tamu bisa melihat ke ruang keluarga, begitu pula sebaliknya,’’ tutur Hasan. Tanpa banyak sekat, suasana kekeluargaan lebih terasa. ’’Saya ingin siapa pun yang bertamu ke sini merasa betah,’’ ucap Imanto. (adn/c18/na)