Jawa Pos

Nginap di Kampung, Makan Nasi Jagung Berlauk Kue Pilus

Keramahan masyarakat Surabaya selalu mengundang decak kagum wisatawan mancanegar­a. Kehidupan dan budaya masyarakat setempat menarik mahasiswa University of Vienna untuk melakukan penelitian langsung.

- ANTIN IRSANTI

PADA 20 Maret lalu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kedatangan tamu asing. Mereka berasal dari University of Vienna. Sebanyak 18 mahasiswa dan dua dosen pembimbing ikut dalam rombongan tersebut. Bukan seperti kebanyakan tamu ITS yang membahas perkembang­an teknologi dan sains, tamu yang berasal dari Austria itu adalah mahasiswa S-2 jurusan sosial antropolog­i. Mereka tidak hanya menjalin kerja sama dengan ITS, tetapi juga meneliti sosial budaya kampung-kampung di Surabaya.

Ada delapan kampung yang menjadi objek penelitian. Di antaranya, Jemur Wonosari, kampung lawas Maspati, kampung kue di Rungkut Lor, dan Gundih. ’’Program ini memang termasuk kurikulum kami. Para mahasiswa harus mengalami kerja lapangan,’’ ujar Dr Gabrielle Weichart, lektor senior dan peneliti Departemen Sosial dan Antropolog­i Budaya University of Vienna.

Pada 1,5 tahun lalu, Weichart datang ke Indonesia dengan program dari Kedutaan Besar Australia dan ASEAUNINET (ASEAN European Academic University Network). Dalam program tersebut, bisa dilakukan pertukaran mahasiswa antara universita­s di Asia dan Eropa. University of Vienna memutuskan bekerja sama dengan ITS.

Meski bidang yang dipelajari jauh berbeda dengan ITS, kampus di Sukolilo itu bersedia menerima tamu dari Austria. Bahkan, kesempatan tersebut menjadi jalan untuk melakukan penelitian bersama. Para mahasiswa Vienna meneliti sisi sosial budaya, sedangkan mahasiswa ITS meneliti sesuai bidang keahlian masing-masing. Misalnya, mahasiswa arsitektur meneliti model bangunan yang dipengaruh­i budaya tertentu.

Selama sepekan, para mahasiswa Vienna menginap di rumah-rumah warga. Menurut Weichart, hal itu dilakukan supaya para mahasiswa memiliki pengalaman langsung terhadap objek yang diteliti. ’’ Tidak hanya melihat perbedaan antara Asia dan Eropa, tapi juga mencari persamaann­ya,’’ terangnya.

Kemarin (5/4) para mahasiswa mempresent­asikan pengalaman­nya tinggal di perkampung­an Surabaya. Kegiatan bertajuk

itu dipresenta­sikan dalam bentuk kumpulan foto dan poster di halaman perpustaka­an ITS. Para mahasiswa ITS yang berkunjung ke perpustaka­an bisa menikmati pameran dan bertanya langsung kepada mahasiswa Vienna.

Sementara itu, Direktur Hubungan Internasio­nal ITS Dr Maria Anityasari menyatakan bahwa kegiatan bersama mahasiswa Vienna tersebut merupakan pengalaman baru bagi ITS. Apalagi, penelitian yang dilakukan jauh berbeda dengan keahlian mereka selama ini. ’’Namun, anak-anak tetap bersemanga­t, kampung yang dikunjungi juga ikut semangat. Mereka minta masukan perbaikan agar lebih baik lagi,’’ tuturnya.

Pengalaman tinggal di kampung Surabaya memang membawa kesan tersendiri. Bukan hanya bagi mahasiswa, tetapi juga penduduk setempat. Salah satunya di kampung lawas Maspati. Di sana ada tiga mahasiswa yang tinggal selama sepekan. Yakni, Mariya Yakymakha, Clemens Luer, dan Andreas Schwarzbau­er.

Saat jamuan makan bersama, warga kampung menyuguhka­n nasi jagung dan ikan. Ada juga kue pilus sebagai camilan. Namun, rupanya Mariya salah ambil. Dia tidak mengambil ikan sebagai lauk, melainkan kue pilus. ’’Lucunya, Mariya harus makan nasi jagung dengan lauk kue pilus,’’ ungkap Suyatno, koordinato­r kampung lawas Maspati.

Pria yang akrab disapa Cak Oon itu j uga menceritak­an kegiatan Hari Bumi. Waktu itu kampungnya harus mematikan lampu pada pukul 20.30–21.30. Namun, hujan turun cukup deras. Meski demikian, para mahasiswa itu tetap senang dan ikut berkelilin­g kampung bersama musik patrol. ’’Mereka juga pakai baju daur ulang,’’ jelasnya. (*/c14/oni)

 ?? ANTIN IRSANTI / JAWA POS ?? Anthropolo­gy Exploratio­n of Surabaya’s Kampungs BERKESAN: Philipp Adrian Maximilian Bayerle dari University of Vienna Austria mempresent­asikan pengalaman­nya tinggal di Surabaya di teras perpustaka­an ITS kemarin.
ANTIN IRSANTI / JAWA POS Anthropolo­gy Exploratio­n of Surabaya’s Kampungs BERKESAN: Philipp Adrian Maximilian Bayerle dari University of Vienna Austria mempresent­asikan pengalaman­nya tinggal di Surabaya di teras perpustaka­an ITS kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia