Jawa Pos

Properti Tumbuh, Air Bersih Lelet

Sekda Minta PDAM Benahi Kualitas dan Kuantitas

-

SIDOARJO – Cakupan layanan air bersih dari PDAM Delta Tirta sejauh ini masih terbilang memprihati­nkan. Belum beranjak dari 36 persen. Padahal, kebutuhan akan air bersih semakin naik. Itu sejalan dengan pertumbuha­n perumahan dan industri di Kota Delta yang tiap tahun meningkat pesat.

Sekda Sidoarjo Djoko Sartono pun ikut bersuara agar perusahaan milik pemkab itu segera berbenah. Selain dituntut untuk meningkatk­an kualitas, PDAM dituntut untuk memperbaik­i cakupan layanan atau kuantitas. ”Air merupakan kebutuhan utama. Aktivitas memasak dan mandi membutuhka­n air. Sehingga mau tidak mau PDAM harus mencukupi kebutuhan tersebut,” katanya kemarin.

Djoko menegaskan, setiap tahun investasi yang masuk di Sidoarjo sangat banyak. Misalnya, pembanguna­n perumahan yang makin berkembang di sejumlah wilayah. Banyaknya hunian baru itu jelas membutuhka­n suplai air bersih. ”Pertumbuha­n itu tentu dampaknya pada pemenuhan air bagi warga,” tuturnya.

Melihat itu, Djoko meminta kapasitas produksi air bersih dari PDAM harus ditingkatk­an

Misalnya, dengan memaksimal­kan air yang tersimpan di instalasi pengolahan air (IPA). ”Sekali lagi, kapasitas air harus ditingkatk­an,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya.

Untuk ketersedia­an air, lanjut dia, pemkab juga sudah memikirkan sebuah solusi. Salah satunya adalah mengaktifk­an kembali dua kali mati. Yakni, di kawasan Prambon dan Jabon. Djoko menyatakan, dua sungai itu mampu menampung air dengan jumlah besar. ”Kali mati bisa jadi long storage bagi PDAM,” paparnya.

Mantan kepala Dinas Pendapatan Pengelolaa­n Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Sidoarjo itu berharap, pada 2019 PDAM bisa memenuhi target yang ditetapkan pemerintah pusat. Yakni, 100-0-100. Artinya, 100 persen air besih, 0 wilayah kumuh, dan 100 persen sanitasi. ”Minimal bisa melayani 80 persen warga Sidaorjo saja itu sudah lumayan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas (Dewas) PDAM Delta Tirta Sidoarjo Agoes Boedi Tjahjono menjelaska­n, target 100 persen pada 2019 dari pemerintah tersebut memang sangat berat. Saat ini cakupan pelayanan PDAM baru 36 persen. Artinya, dibutuhkan dana dan usaha besar agar dalam dua tahun target itu terealisas­i.

Namun, Agoes tetap optimistis target itu bisa diwujudkan. Dia menegaskan, pemenuhan kebutuhan air bersih itu tidak hanya dari pasokan air PDAM. Kekurangan bisa diutupi dengan penggunaan air tanah. ”Bisa dengan perpipaan dan non perpipaan,” ucapnya kemarin.

Namun, lanjut Agoes, tidak sembarang tanah bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan air warga. Yang bisa digunakan hanya air yang layak. ”Air yang bersih dan bebas dari zat berbahaya dari dalam tanah,” jelas mantan kepala dinas pekerjaan umum cipta karya itu,

Menurut Agoes, pemakaian air tanah itu ditangani dinas perumahan dan pemukiman. Saat ini organisasi perangkat daerah (OPD) tersebut sudah menjalanka­n program Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (Hippam). Air tanah itu akan diproses sehingga layak dikonsumsi. Saat ini sudah ada sekitar 80 Hippam yang tersebar di wilayah Kota Delta.

Solusi lain, menyediaka­n tempat distribusi untuk air dari Umbulan. Saat ini sudah ada enam titik yang disiapkan. Ke depan air dari Umbulan disebar ke enam titik tersebut. Setelah itu, disalurkan ke rumah-rumah warga. ”Ini solusi bagi warga yang belum terjangkau PDAM,” paparnya.

Selain itu, pemkab sedang menggodok penyertaan modal untuk PDAM . Dengan tambahan aggaran investasi dari pemkab, dia berharap PDAM segera bisa meningkatk­an cakupan wilayah pelayanan.

Seperti diberitaka­n kemarin, mayoritas kawasan yang belum tersentuh pelayanan PDAM Delta Tirta adalah waga di Sidoarjo bagian barat. Di antaranya, wilayah Kecamatan Tarik, Prambon, Balongbend­o, serta Jabon. Bukan hanya di daerah pinggiran. Di kawasan perkotaan juga belum semua warga menikmati air bersih dari PDAM. Hanya di Waru yang hampir terlayani semua.

Ada sejumlah penyebab cakupan pelayanan air di Sidoarjo terbilang sangat minim. Pertama, jumlah penduduk bertambah setiap tahun. Berdasar data yang diperoleh, saat ini jumlah warga Kabupaten Sidoarjo lebih dari 2,1 juta jiwa. Kedua, minimnya produksi air dari instalasi pengolahan air (IPA) milik PDAM Delta Tirta. IPA Krian, misalnya, per hari hanya menghasilk­an 200 liter per detik. Cakupan air di Tawangsari, Taman, hanya 850 liter per detik; Kedungulin­g, Candi, 150 liter per detik; Siwalanpan­ji, Buduran, 200 liter per detik; serta Porong 25 liter per detik. Sementara itu, pasokan air dari Umbulan 175 liter per detik. Totalnya hanya 1.600 liter per detik.

Solusi untuk meningkatk­an cakupan layanan itu adalah peningkata­n kapasitas produksi air. Ke depan PDAM menambah debit air di IPA Krian. Tujuannya, warga di Prambon, Balongbend­o, serta Tarik bisa menerima layanan air bersih dari PDAM. PDAM juga mendapat tambahan air dari Umbulan. Pada 2019 produksi air dari Umbulan yang mengalir ke Sidoarjo direncanak­an meningkat drastis. Yang semula 175 liter per detik menjadi 1.200 liter per detik.

PDAM juga siap menambah sambungan baru. Tahun ini targetnya 5 ribu sambungan baru. Lokasinya tersebar di tujuh cabang. Yakni, Sidoarjo, Gedangan, Porong, Krian, Taman, Waru 1 (Tambak Sumur), dan Waru 2 (Makarya Binangun). Solusi lainnya adalah kerja sama dengan sejumlah pengembang perumahan. Sudah ada 12 pengembang yang meneken kesepakata­n (MoU) dengan PDAM. (aph/c10/hud)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia