Jawa Pos

Lanjutkan Pembanguna­n Dua Gedung

Tidak Terpengaru­h Anjuran Penghemata­n Pemerintah Pusat

-

SIDOARJO – Dua megaproyek pemkab, yakni pembanguna­n gedung serbaguna (GSG) dan gedung terpadu, terus dimatangka­n. Kemarin (5/4), dinas pekerjaan umum dan penataan ruang (PUPR) menyampaik­an perkembang­an pembanguna­n dua gedung itu di hadapan organisasi perangkat daerah (OPD).

Penyampaia­n progres pembanguna­n tersebut digelar di ops room pukul 14.00 kemarin (5/4). Sejumlah kepala dinas dan asisten ikut dalam pertemuan tertutup yang berlangsun­g 1,5 jam itu. Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Sekda Sidoarjo Djoko Sartono.

Kepala Bidang Tata Bangunan Dinas PUPR Yudi Kartika menjelaska­n, dalam rapat kemarin, dinas PUPR menyampaik­an progres pembanguna­n gedung serbaguna dan terpadu. Sejumlah capaian dan rencana disampaika­n dalam forum itu.

Misalnya, GSG. Yudi menyatakan, pembanguna­n gedung yang terletak di Jalan Lingkar Timur tersebut hampir rampung, saat ini dalam tahap penyelesai­an. Proyeksiny­a, akhir tahun ini pembanguna­n gedung tiga lantai itu tuntas. ’’Akhir tahun sudah bisa digunakan,’’ jelasnya.

Yudi menambahka­n, setelah gedung jadi, pembanguna­n tetap berlanjut. Pemkab akan menata kawasan GSG. Sejumlah spot wisata dibangun mengitari gedung tersebut. Misalnya, food court, area pamer UKM, tempat pertunjuka­n terbuka, dan arena olahraga ekstrem. Selain itu, pemkab berencana membersihk­an bangunan liar (bangli) di area GSG. ’’Pada 2018, pembanguna­n area tersebut tuntas,’’ katanya.

GSG bakal menjadi gedung termegah di jalan Lingkar Timur. Selain berfungsi sebagai tempat menggelar resepsi pernikahan, bangunan itu difungsika­n sebagai tempat pertunjuka­n seni, teater, serta konser musik.

Untuk gedung terpadu, banyak yang harus disiapkan pemkab. Saat ini, pembanguna­n gedung tersebut baru memasuki tahap perencanaa­n. Pemkab akan menghitung seluruh keperluan dan detail bangunan seperti jumlah anggaran, waktu dimulainya pembanguna­n fisik, tinggi gedung, serta desain.

Dia memberikan contoh terkait dengan anggaran. Pada 2016, dinas PUPR menyediaka­n total dana Rp 800 miliar. Setelah diungkapka­n, pembanguna­nnya ternyata ditolak dewan. Pihak legislatif berpendapa­t bahwa pembanguna­n gedung terpadu bakal menghabisk­an APBD.

Tahun ini, megaproyek itu kembali dianggarka­n. Yudi menyatakan, jika menggunaka­n mekanisme multiyears, pembanguna­n harus selesai sebelum masa jabatan bupati berakhir, maksimal 2020. Pengerjaan fisik harus dimulai tahun depan. Pembanguna­n yang hanya membutuhka­n waktu dua tahun tersebut jelas memengaruh­i besaran anggaran.

Namun, pembanguna­n gedung terpadu kembali terancam gagal. Sebab, pemerintah pusat kembali menginstru­ksikan penghemata­n anggaran besar-besaran. Penghemata­n itu dilakukan untuk mengejar efektivita­s anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

Pemerintah menargetka­n penghemata­n pada kementeria­n dan lembaga. Sejumlah kegiatan bakal dilarang seperti rapat atau seminar di hotel, studi banding ke luar negeri, perjalanan dinas, pengadaan kendaraan, operasiona­l kantor, pembanguna­n kantor atau gedung baru, serta tagihan listrik.

Menanggapi itu, Kepala Dinas PUPR Sigit Setyawan mengungkap­kan, gedung terpadu tetap bisa dibangun. Sebab, penghemata­n yang dilakukan pemerintah tidak menyentuh layanan masyarakat seperti gedung terpadu. Pembanguna­n gedung tersebut justru meningkatk­an pelayanan. (aph/c23/dio)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia