Jawa Pos

Kelabui Petugas, Lakban 8 Poket SS di Kaki

-

SIDOARJO – Jajaran kepolisian menerapkan berbagai cara untuk mempersemp­it ruang gerak peredaran narkoba di Kota Delta. Namun, beragam cara pula dijalankan para pelaku agar aksinya tidak tercium petugas. Muhammad Rizki alias Nyak adalah salah satunya.

Warga Desa Penambanga­n, Balongbend­o, itu punya cara tersendiri untuk menyembuny­ikan sabu-sabu (SS) yang hendak dijual. Dia menempelka­n narkoba berbentuk serbuk kristal tersebut di kaki dengan lakban. Tujuannya, tentu agar tidak mudah diketahui polisi.

Namun, cara itu tak ampuh. Buktinya, modus pemuda 31 tahun tersebut tetap ketahuan. Dia dibekuk petugas Satreskoba Polresta Sidoarjo pada Selasa (4/4). Barang buktinya adalah 1,6 gram SS. ”Dikemas dalam delapan plastik kecil. Ditempelka­n di kedua kaki,” ujar Kasatresko­ba Polresta Sidoarjo Kompol Sugeng Purwanto kemarin (5/4).

Rizki ditangkap di Jalan Raya Jati, Sidoarjo. Persisnya di sekitar Perumahan Puri Indah. Bapak dua anak tersebut digerebek ketika sedang menunggu pelanggan pada pukul 16.00. ”Ada informasi yang mengatakan bakal ada transaksi di sana,” ucapnya.

Sugeng menyatakan, tersangka sempat berusaha melarikan diri ketika hendak diringkus. Aksi kejar-kejaran sempat terjadi beberapa saat. Rizki akhirnya tidak berdaya dan menurut saat digeledah petugas. ”Begitu barang bukti ditemukan, yang bersangkut­an langsung diamankan untuk pemeriksaa­n lebih lanjut,” katanya.

Rizki mengaku menjadi pengedar sejak delapan bulan lalu. Dia membeli SS dari kenalannya yang tinggal di Surabaya. Mereka menggunaka­n sistem ranjau ketika bertransak­si. Narkoba yang dipesan biasa diletakkan di Jalan Lingkar Timur. ”Hanya menjual kepada orang-orang yang lama dikenal agar tidak diketahui polisi,” tuturnya.

Sugeng menambahka­n, tersangka tidak sembaranga­n menjual narkoba. Dia memasarkan SS dengan kualitas di atas rata-rata. Harga per poket dipatok Rp 450 ribu. Lebih mahal dari kualitas biasa yang dijual Rp 200–300 ribu per poketnya. ”Dapat untung Rp 500 ribu per setiap gram yang dapat terjual,” tandasnya.

Rizki berdalih nekat menjadi pengedar narkoba karena penghasila­nnya sebagai kuli bangunan tidak pasti. Dia hanya mendapat upah ketika mendapat panggilan untuk bekerja. “Mulanya hanya pecandu sekitar satu tahun yang lalu, katanya biar tidak gampang lelah karena pekerjaann­ya berat,” kata Sugeng.

Dia menambahka­n, lama-kelamaan tersangka menjadi ketagihan. Dia pun mencari cara agar bisa terus menikmati barang haram tersebut. Yakni, dengan cara menjadi pengedar. Sebab, Rizki juga punya kesempatan untuk mencicipi barang yang dibelinya dari bandar. (edi/c16/dio)

 ??  ?? EDI SUDRAJAT/JAWA POS AKAL BULUS PENGEDAR: M. Rizki menempelka­n delapan poket sabu-sabu di kakinya dengan lakban. Total berat narkoba berbentuk serbuk kristal itu 1,6 gram.
EDI SUDRAJAT/JAWA POS AKAL BULUS PENGEDAR: M. Rizki menempelka­n delapan poket sabu-sabu di kakinya dengan lakban. Total berat narkoba berbentuk serbuk kristal itu 1,6 gram.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia