Jawa Pos

Persiapan Dua Pekan, Sukses Bawa Emas

Para pelajar Kota Delta memiliki segudang prestasi, baik akademik maupun nonakademi­k, yang patut diapresias­i. Misalnya, Ifan Anugrah Setiawan dan Karunia Nur Gemilang. Dua pelajar tersebut baru saja menorehkan prestasi di Asia Tenggara lewat ajang SEA You

- SEPTINDA AYU PRAMITASAR­I

MUDA dan berprestas­i. Dua hal itu terdapat pada diri Ifan Anugrah Setiawan. Terbukti, siswa kelas XI SMAN 1 Gedangan tersebut berhasil menyabet emas cabang olahraga atletik pada ajang SEA Youth Championsh­ips 2017 di Ilaga, Provinsi Isabela, Filipina, 26–30 April. Kebanggaan itu tidak hanya dirasakan Ifan, tetapi juga sekolah. Hal itu terlihat jelas ketika cowok 16 tahun tersebut membawa torehan prestasi dari ajang internasio­nal tersebut ke ruang guru SMAN 1 Gedangan kemarin (5/4). Seluruh guru tidak henti mengucapka­n selamat.

Medali emas yang ditentengn­ya itu sejatinya bukan kali pertama diraihnya dalam ajang internasio­nal. Sebelumnya, Ifan menjadi langganan juara di setiap event internasio­nal cabang olahraga atletik. Khususnya, kategori lari 400 meter. Bahkan, dia saat ini adalah pemegang rekor pelajar nasional dan Asia Tenggara untuk lari 400 meter. ”Saya bingung kalau ditanya medali emas yang ke berapa yang saya dapat ini,” katanya sambil berusaha mengingat-ingat kembali prestasi yang diraihnya selama ini.

Bukan sombong, tapi anak sulung di antara dua bersaudara itu, sejak duduk di bangku SD, sudah berburu prestasi di berbagai ajang. Baik tingkat daerah, nasional, maupun internasio­nal. ”Kalau internasio­nal, ini sudah kali kelima. Yang prestasi nasional ini saya benar-benar tidak ingat. Tidak pernah menghitung,” ucapnya.

Anak pasangan suami istri (pasutri) Afandi dan Idah Prasetyowa­ti itu menyatakan, dirinya dua kali mendapatka­n medali emas di ajang SEA Youth Championsh­ips. Tahun lalu, dia juga menyabet juara dengan kategori yang sama. ” Yang baru ini waktu tempuh yang saya dapat 48,44 detik,” ujarnya.

Waktu tempuh tersebut berhasil lolos limit kualifikas­i dunia. Artinya, perjuangan Ifan tidak akan berhenti di situ. Dia akan mewakili Indonesia untuk lomba di kejuaraane­juaraan dunia. Yakni, event Internatio­nal Associatio­n of Athletics hletics Federation­s (IAAF) World Youth Championsh­ips ps di Kenya pada 12–16 Juli. ”Kategoriny­a tetap, lari jarak arak 400 meter,” katanya penuh semangat.

Ifan mengaku, waktu tempuh yang diraih saat SEA Youth Championsh­ips 2017 kemarin belum maksimal.mal. Sebelumnya, dia pernah memegang rekor nasional nal dan Asia Tenggara lari 400 meter dengan 47,87 detiketik pada ajang ASEAN Schools Games 2016 di Thailand. nd. ”Persiapann­ya juga sangat mepet. Tetapi, rekor lari ari 400 meter masih saya pegang,” tuturnya.

Ya, dalam waktu kurang lebih dua minggu Ifanan mempersiap­kan diri mengikuti lomba di Filipina.a. Persiapan tersebut tentu sangat singkat. Meski begitu,u, dia tetap berhasil mempersemb­ahkan yang terbaikik untuk Indonesia. ”PASI (Persatuan Atletik Seluruhh Indonesia) pusat meminta saya untuk berangkat ke e Filipina. Saya langsung siap meski mendadak,” ujarnya.

Saat itu, Ifan sedang ikut penyisihan Jatim Open di Surabaya. Setelah tim PASI melihat waktu tempuh lari 400 meter, Ifan langsung dipilih. Dua minggu itu dibuat latihan penuh, pagi dan sore. ”Pagi saya joging, sore latihan di GOR,” katanya.

Ifan menjadikan lari sebagai bagian dari hidupnya. Apalagi, dia terlahir dari keluarga atlet. Ayahnya adalah mantan pelari dan ibunya mantan atlet lompat tinggi. ”Saya sejak SD kelas V sudah suka lari. Memang saya niat untuk menjadi pelari,” ungkapnya.

Awalnya, Ifan sekadar ikut joging dengan ayahnya, Afandi. Lambat laun, dia mulai tertarik untuk menekuniny­a saat melihat lomba lari. Ketika itu, dia menjajal jarak 1.000 meter. Namun, tidak pernah menang. Kemudian, pelatih menyaranka­n pindah kategori 400 meter. Dari situlah, prestasiny­a melejit hingga saat ini.

Ifan menyebutka­n, tidak ada paksaan dari orang tua untuk menekuni lari. Menurut dia, lari adalah dasar dari semua olahraga. Karena itu, dia begitu tertarik. ”Kalau sudah bisa lari, tubuh jadi kuat dan bisa olahraga apa saja,” tuturnya.

Saat ini, Ifan telah memiliki sederet jadwal untuk lomba di berbagai event nasional maupun internasio­nal. Salah satunya adalah kejurnas di Jakarta pada 19 April, IAAF World Youth Championsh­ips pada 12–16 Juli di Kenya, dan Kejurnas Atletik antar PPLP pada 20–23 Mei di Timika. ” Target saya bisa lebih cepat lagi dari rekor kemarin,” tandasnya.

Setelah menyabet medali emas di ajang SEA Youth Championsh­ips 2017, Ifan semakin getol latihan. Apalagi, target yang ingin dicapai begitu tinggi. Itu sebabnya, setiap hari dia terus rutin latihan. “Seminggu penuh saya latihan,” katanya.

Selain itu, dia juga menjaga pola makan dengan ketat. Setiap hari, ibunya selalu mengatur menu-menu makan yang harus diasup setiap hari. Yang paling penting adalah susu dan sayur-sayuran. “Masih rutin minum susu setiap hari. Tidak minum es dan gorengan,” ujarnya.

Ifan mengaku, sadar dengan aturan yang harus dijalani sebagai atlet. Meski begitu, dia sangat senang dan tidak membuat kesibukan latihan itu menjadi beban. Jika bosan, dia juga masih bisa berkumpul bersama teman-temannya ketika di sekolah. “Sekolah saya juga tetap jalan. Tetapi, di luar sekolah saya memang sudah punya jadwal latihan yang padat. Apalagi, bulan ini saya sudah harus ikut kejurnas dan lomba-lomba lainnya,” katanya. (c6/dio)

 ??  ??
 ??  ?? HANUNG HAMBARA/JAWA POS
HANUNG HAMBARA/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia