Jawa Pos

Pulang Tengah Malam, Suka Naik Taksi Online

-

DIREKTUR PT Murakabi Sejahtera Irvanto Hendra Pambudi bukan nama baru dalam pusaran kasus korupsi e-KTP. KPK pernah meme- riksa Irvanto bersama pejabat tinggi perusahaan lain yang turut menggarap proyek e-KTP. Kemarin (6/4) nama Irvanto kembali muncul dalam sidang lanjutan korupsi e-KTP.

Adalah jaksa penuntut umum KPK Abdul Basir yang menyinggun­g soal Irvanto. Dia menanyakan peran Irvanto sebagai direktur PT Murakabi Sejahtera kepada Ketua DPR Setya Novanto

Perlahan melintasi sejarah, bisnis kapal pesiar terus berkembang. Mulai zaman SS Great Western yang berbobot 1.700 GT ( gross tonnage, ukuran berat), lalu ke zaman RMS Titanic yang mengharu biru, hingga kapal pesiar raksasa MS ( motor ship) Harmony of the Seas dengan berat lebih dari 226 ribu GT.

Ovation of the Seas memang tidak sebesar MS Harmony. Tapi, penampakan­nya tetap saja membuat mulut menganga. Dia tampak lebih tinggi daripada atap gedung Marina Bay Cruise Center, Singapura, saat kapal sandar pada Senin (3/4). Dari samping, Ovation akan terlihat seperti susunan kotak-kotak balkon yang berisi kursi-kursi dan ruang tamu. Jika saja tidak ada cerobong asap, menara radar, dan lambung melengkung di bawahnya, orang akan mengira bahwa pemerintah Singapura baru saja membangun hotel baru di pinggir Marina Bay.

Operator Ovation, Royal Caribbean Internatio­nal (RCI), hingga kini memang masih merajai bisnis sektor pelesir mewah dengan kapal pesiar. Harmony dari kelas Oasis adalah kapal terbesar, tapi Ovation dari kelas Quantum adalah kapal terbaru dalam armada mereka. Mulai dioperasik­an April tahun lalu, dua tahun lebih muda daripada dua saudara sekelasnya, Quantum of the Seas dan Anthem of the Seas.

MS Ovation of the Seas baru saja mengawali debutnya di Asia. Khususnya Asia Tenggara. Itu adalah pelayaran kedua kapal berbobot 168 ribu GT itu setelah Maret lalu ngetem di Tianjin, Tiongkok, lalu balik ke Singapura.

Marketing Manager RCI Indonesia Andi Indana mengatakan, pelayaran Ovation merupakan penjajakan RCI untuk merambah pasar industri kapal pesiar di Asia Tenggara. Pasar Asia kini dianggap lebih menjanjika­n bagi perusahaan kapal pesiar yang berbasis di Miami, Amerika Serikat, tersebut.

Tidak tanggung-tanggung, untuk memantapka­n penetrasi pasar, dengan armada 23 kapal pesiar di seluruh dunia, RCI menempatka­n 4 unit khusus untuk wilayah Asia, Asia Tenggara, dan Australia. Perinciann­ya, 2 unit dari kelas Voyager (Voyager of the Seas dan Mariner of the Seas) dan 2 unit lainnya dari kelas Quantum (Ovation of the Seas dan Quantum of the Seas). ”Jadi, bisa dikatakan bahwa ini semacam test drive,” kata Andi.

Bagaimana rasanya menumpang salah satu kapal pesiar termegah di dunia itu? Jawabannya, tidak terasa. Begitu masuk ke dek 5, mulai saat itu juga penumpang akan lupa bahwa dirinya sedang berada di atas benda terapung. Kapal tersebut sepenuhnya stabil meski berbodi sangat besar dan tinggi. Tidak terasa goyangan ombak di lautan.

Dari 18 dek, penumpang bisa mengakses 16 dek. Untuk menjelajah­i lantai demi lantai kapal, penumpang bisa memanfaatk­an 2 rute anak tangga utama dan 18 elevator (lift) –6 lift di bagian depan dan 12 lainnya di belakang. Beberapa elevator dibuat transparan seperti yang ada di mal.

Dek 4 dan 5 didesain sebagai pusat perbelanja­an onboard. Sebuah mal yang bisa dipakai cuci mata. Di kanan dan kirinya berderet toko perhiasan, jam tangan, hingga butik mewah.

Akomodasi untuk penumpang pun terhitung cukup mewah. Pelayanann­ya sekelas hotel bintang lima. Hampir tidak ada kabin yang jelek. Sebanyak 2.091 kamarnya berkarpet tebal, berpending­in dengan kamar mandi dalam, dan berperabot luks. Bila beruntung, penumpang akan mendapat kamar yang menghadap laut lepas. Kelas eksklusif punya bar dan pelayan sendiri.

Untuk hiburan, penumpang tidak perlu khawatir. Kapal itu dibuat untuk nonstop fun. Fasilitas hiburan indoor meliputi pentas musik Two70 di dek 5 sisi buritan. Dengan giant screen yang bisa bergerak, berpisah, dan berpencar sendiri serta elevated stage yang bisa naik dan turun, performer bisa begitu saja muncul di tengah-tengah penonton berkat kecanggiha­n kapal tersebut. Sementara itu, untuk tontonan pasif, tersedia bioskop Royal Theater dengan kapasitas 1.000 tempat duduk.

Pihak manajemen kapal dari Cruise Department sudah menyiapkan serangkaia­n pertunjuka­n tari dan musik untuk dapat dinikmati penumpang. Mulai yang paling seru sampai yang paling glamor dan dewasa. Bosan dengan pertunjuka­n musik dan tari, penumpang bisa ”membuang uang” di kasino lantai 4.

Tentu saja hal paling krusial dari pelayaran kapal pesiar adalah faktor keselamata­n penumpang. Seperti yang terjadi saat kapal yang ditumpangi rombongan dari Indonesia, termasuk Jawa Pos, akan berlayar. Tibatiba petugas sekuriti kapal menggedor-gedor pintu kamar.

Belum sempat dibuka, si petugas sudah membuka paksa dengan kunci duplikat. Seorang petugas keturunan India yang berperawak­an tinggi besar muncul dari balik pintu. ”Waktunya latihan keselamata­n, Sir. Its mandatory,” katanya dengan logat Inggris-India.

Safety drill ”berjamaah” dilakukan beberapa saat sebelum kapal berangkat. Di kartu sail pass yang dipegang setiap penumpang, tertera nomor kamar dan tempat berkumpul ( muster station) bila kondisi darurat. Kami lalu diarahkan ke music hall di dek 4 dengan kode assembly point B2. Penumpang beriringan turun lewat tangga yang sesak dengan manusia dari seluruh penjuru Asia. Mulai turis Tiongkok, Eropa, Australia, hingga India. Di assembly point, para penumpang diajari memakai pelampung dan menonton video prosedur keselamata­n.

Demi faktor keselamata­n itu pula, Ovation menyiapkan 18 sekoci besar berbentuk kapsul. Tujuannya, mencegah air masuk dan berpotensi menenggela­mkan kapal. Setiap sekoci punya mesin, propeller, dan bow thruster sendiri. Cukup untuk ditumpangi ratusan orang dan bisa diluncurka­n dalam waktu kurang dari 5 menit. Ada pula life raft ukuran raksasa.

Setelah 15 menit berlatih, petugas mempersila­kan penumpang menuju kamar masing-masing. Tak tampak lagi wajah petugas sampai hari terakhir pelayaran. Ternyata, untuk faktor keselamata­n, kru kapal harus galak agar penumpang mau memperhati­kan.

Pada pukul 18.30 waktu Singapura, kapal mengangkat sauh dan berlayar ke Selat Malaka. (*/c11/ari)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia