Jawa Pos

Seleksi Hakim Agung Kurang Peminat

-

JAKARTA – Perpanjang­an masa penerimaan usul calon hakim agung tujuh hari rupanya tak mampu mendongkra­k jumlah nama yang masuk. Hingga kemarin (6/4), Komisi Yudisial (KY) baru menerima 83 nama. Jumlah itu kurang dari target 90 nama.

Ketua Bidang Pengawasan Hakim dan Investigas­i KY Jaja Ahmad Jayus menjelaska­n, pendaftara­n calon hakim agung akan ditutup Jumat (hari ini) pukul 16.00 WIB. Dia mengakui, jumlah pendaftar memang tidak sesuai (di bawah) ekspektasi. ” Tapi, lebih baik (pendaftar) sedikit. Daripada banyak, tapi ada maksud tertentu,” tuturnya kemarin.

Menurut Jaja, seleksi memang dilakukan sangat ketat. Kualitas dan integritas serta rekam jejak tiap-tiap calon menjadi aspek paling penting. ”Kami punya waktu enam bulan. Mulai menerima usul sampai mengusulka­n nama ke DPR,” katanya.

Nanti, lanjut Jaja, nama-nama yang masuk diseleksi untuk mengisi kursi enam hakim agung seperti yang diminta Mahkamah Agung (MA). Berikutnya, namanama yang lolos masuk tahap fit and proper test di DPR.

Anggota Komisi III DPR Aziz Syamsuddin menyebutka­n, minat pendaftar seleksi hakim agung kurang bukan karena sosialisas­i KY kurang. Tapi karena berbagai persoalan yang mendera MA beberapa tahun belakangan. ”Sehingga minat menjadi hakim agung turun,” ujarnya.

Menjadi hakim agung, kata Aziz, bukan perkara sederhana. Ketika disumpah sebagai hakim agung, saat itu pula label ”wakil Tuhan” disematkan. ”Sumpah itu berat,” katanya. Untuk itu, yang diusulkan menjadi calon hakim agung wajib mempertimb­angkan tanggung jawab tersebut.

Sementara itu, hakim agung I Gusti Agung Sumanatha berpendapa­t bahwa seleksi ketat oleh KY turut berpengaru­h terhadap minat menjadi hakim agung. Berdasar pantauan Indonesia Corruption Watch (ICW), seleksi calon hakim agung oleh KY bahkan lebih ketat daripada seleksi hakim konstitusi dan calon hakim ad hoc tindak pidana korupsi (tipikor). ”Karena itu, tidak sembaranga­n orang memberanik­an diri ikut seleksi,” ucapnya. (syn/c9/owi)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia