Pasokan Gas Cilegon Masih Aman
JAKARTA – Kontrak penjualan gas dari China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) SES Ltd ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Cilegon, Banten, berakhir tahun depan. Head Gas Operation CNOOC SES Ltd Muhammad Salman menyatakan, hingga saat ini belum ada kepastian perpanjangan kontrak penjualan tersebut dari pemerintah.
CNOOC SES Ltd meneken kontrak dengan PT PLN (Persero) untuk memasok gas kepada PLTGU Cilegon sejak 12 Desember 2004 sampai 5 September 2018. Salman melanjutkan, hingga kini belum ada kepastian perpanjangan kontrak gas ke PLTU Cilegon menjelang habisnya masa kontrak pasokan gas tersebut. Pihaknya berharap kelanjutan kontrak pasokan gas segera diputuskan.
Meski kontrak akan habis, CNOOC tetap berkomitmen memasok gas sesuai kontrak. ”Enggak ada pengaruh (pasokan gas), hanya administrasi. Mereka sharing, mereka akan dapat surat untuk meneruskan penya- luran. Kita serahkan saja ke pemerintah,” katanya di Cilegon, Banten, kemarin.
Perusahaan migas asal Tiongkok tersebut memasok gas ke PLTGU Cilegon yang berkapasitas 660 mw sebanyak 80 bbtu dengan harga USD 6,7 per mmbtu. Pasokan itu berasal dari Wilayah Kerja Migas South East Sumatera (SES) yang memiliki produksi gas sebesar 120 mmscfd.
”Itu tidak semua kita kirimkan, kita juga pakai gas untuk turbin kami, kita buang dulu CO2-nya, baru kita distribusikan ke PLTGU,” jelasnya.
Di tempat yang sama, General Manager PLTGU Cilegon Zuhdi Rakhmanto menjelaskan, PLTGU Cilegon yang dioperatori PT Indonesia Power menyuplai 665 megawatt (mw) listrik atau sekitar 15 persen kebutuhan listrik Jawa-Bali.
Zuhdi melanjutkan, kapasitas terpasang PLTGU Cilegon sebenarnya mencapai 740 mw. ” Tapi, saat ini listrik yang kami hasilkan 660–665 mw,” imbuhnya. (dee/c10/sof)