Jawa Pos

Teknik Berkendara di Tanjakan

-

JIKA kita pergi ke daerah pegunungan atau berbukit, melewati tanjakan tentu tidak bisa kita hindari. Sebelum melaju di tanjakan, kita harus melihat apakah ada mobil dari arah berlawanan.

Jika masih ada mobil di tanjakan, lebih baik kita menunggu hingga mobil itu selesai menanjak. Hal itu dilakukan untuk mengantisi­pasi mobil di depan kita stall (mati mesin) atau bahkan mundur karena tidak kuat menanjak.

Lihat juga akhir tanjakan, apakah berujung landai atau langsung membelok. Jangan sampai terjadi saat sudah di ujung tanjakan, pengemudi panik karena ternyata jalan langsung berbelok. Dalam kondisi seperti itu, mobil manual bisa saja mengalami mati mesin.

Untuk mobil dengan transmisi manual, lepas kopling secara pelan sembari bersiap rem tangan. Kaki kiri tetap harus di atas pedal kopling (namun tidak diinjak) selagi menanjak. Dengan demikian, jika terjadi stall, mobil tidak mundur.

Kalau terpaksa parkir di tanjakan, pastikan tangan dan kaki kita siaga di tuas rem tangan dan kaki sebelum menghidupk­an mesin. Posisi setir sudah harus belok ke arah yang ingin dituju. Lihat spion kanan atau kiri. Jika kosong, injak pedal gas secara perlahan dan lepaskan rem tangan secara halus.

Saat parkir di tanjakan, belokkan kemudi mobil sekitar 40 derajat berlawanan arah jarum jam. Dengan demikian, bila mobil merosot, roda mobil akan menabrak trotoar dan terhenti.

Jika tanjakan curam dan sempit, perhatikan mobil dari arah yang berlawanan. Selalu dahulukan mobil yang sedang menanjak. Jika mobil penuh penumpang dan barang, ambil ancang-ancang dengan speed atau putaran mesin (RPM) tinggi sebelum mobil berada di tengah-tengah tanjakan.

Jangan memulai tanjakan dengan persneling paling rendah. Posisikan transmisi di gigi 3 pada awal tanjakan dengan speed cepat. Bila kecepatan mulai berkurang, turunkan transmisi ke gigi 2. Kecepatan aman untuk menanjak sekitar 40 km per jam. (*)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia