AduTampang, Nyaman Juga Adu
Skuter matik (skutik) berkontribusi sekitar 80 persen dari total penjualan motor. Dari sekian banyak produk yang beredar, skutik jenis retro scooter tumbuh secara meyakinkan.
MENGACU pada data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan model itu meningkat signifikan hingga 36,6 persen pada 2016 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di tengah penurunan penjualan skutik sebesar 3,9 persen tahun lalu, retro scooter mampu mencuri kue 528.622 unit.
Salah satu kandidat yang paling favorit di kelas tersebut adalah Honda Scoopy. Model yang diperkenalkan kali pertama di Indonesia pada 2010 itu sudah memasuki generasi keempat. Sampai saat ini, ada sekitar dua juta konsumen yang meminang skuter berkapasitas mesin 110 cc tersebut.
Deputy Head of Corporate Communication PT Astra Honda Motor Ahmad Muhibbuddin menilai kekuatan desain menjadi alasan utama konsumen terpikat pada jenis motor itu. ”Desainnya fashionable, unik, dan berbeda. Fiturnya juga makin lengkap,” ujar Muhib, sapaan akrab Ahmad Muhibbuddin.
Yamaha tak mau ketinggalan dengan Fino. Jika Scoopy bergerak ke arah fitur, Fino mencoba menggoda pasar dengan mempercantik penampilan dan jeroan. Mesin 110 cc yang digunakan pada seri sebelumnya digeser dengan kubikasi lebih besar, yakni 125 cc pada New Fino Sporty, Fino Premium, dan Fino Grande.
Selain mesin yang lebih bertenaga, Fino Grande mendapatkan penyegaran yang signifikan dari tampilan. Didesain eksklusif hanya satu pilihan warna, yaitu royal blue, Fino Grande tampil elegan dengan matte finishing. Grande juga mendapatkan fitur baru seperti stop-start system (SSS) dan advanced key system (AKS).
Bicara motor skuter retro, brand non-Jepang yang memiliki image kuat adalah Vespa. Namun, Marketing Director PT Piaggio Indonesia Andre Sanyoto menegaskan bahwa gaya retro tidak menjadi bagian dari Vespa. Tunggangan asal Italia itu menekankan pada sisi heritage, lifestyle, dan teknologi.
Dua varian Vespa yang paling laris di pasaran adalah Sprint dan Primavera yang semuanya memakai mesin i-get berkapasitas 150 cc. ”Untuk Piaggio, tipe Liberty dan Medley diterima pasar sangat baik,” ujar Andre.
Pekan lalu Piaggio Indonesia baru saja merilis Vespa LX dan S i-get yang menyandang mesin 125 cc. Kedua varian menyasar pasar pemula dengan harga yang lebih terjangkau daripada modelmodel Vespa lainnya.
Aftersales Director PT Piaggio Indonesia Rakhmat Cahyo Pratomo menjelaskan, salah satu kekuatan Vespa adalah penggunaan pelat besi sebagai bodi kendaraan, bukan plastik seperti skuter lainnya. (agf/c25/noe)