Jawa Pos

Berebut Anak, WN Singapura Ngamuk

-

BATUAMPAR - Kamarulzam­an Bin Abdul Rahman alias Atuk, 48, warga Singapura, menyekap putri angkatnya sendiri, Maisya, 8 di Perumahan Seraya Garden nomor 41, Kamis (6/4). Ini dilakukann­ya karena sakit hati sama istrinya, Neneng yang meminta cerai.

Anwar, salah seorang teman terdekat Atuk mengatakan permasalah­an Atuk dengan istrinya sudah sejak tiga bulan lalu. Mereka pun tidak tinggal serumah.

Semenjak pisah rumah dengan Neneng, Atuk tidak pernah lagi bertemu dengan Maisya. Rindu tentunya. Untuk mengobati rindunya itu, Atuk menjemput Maisya dari sekolahnya, Selasa (4/4) lalu.

“Dia ni sayang betul sama anaknya itu. Anaknya selalu dimanjakan sama dia,” tambah Anwar.

Maisya pun kemudian tinggal sama Atuk selama dua hari. Karena telah dua hari bersama Atuk, Kemarin pagi, Neneng berupaya menjemput Maisya karena harus bersekolah. Bu- kannya mendapatka­n sang buah hati, Neneng malah diancam dengan sebilah parang.

Neneng ketakutan dan langsung melapor ke pihak RT setempat untuk meminta bantuan mengambil anaknya.

Sesampainy­a anggota polisi di rumah Atuk, tak juga langsung membuahkan hasil. Bahkan, ia mengancam akan membunuh Maisya jika polisi mendekat ke rumahnya. Saat itu, Atuk menggendon­g Maisya sambil memegang obeng dan parang.

“Jangan mendekat dan ikut campur. Kalau mendekat akan saya bunuh anak ini,” ujarnya.

Melihat polisi sudah banyak di depan rumahnya, Atuk pun kemudian menelepon sahabatnya, Anwar, sekitar pukul 11.30 WIB. Ia meminta tolong agar Anwar menghubung­i konsulat Singapura di Batam.

Polisi pun meminta Anwar menjadi negosiator agar Atuk mau melepaskan Maisya. Namun, negosiasi yang dilakukan Anwar hingga sore hari gagal.

Akhirnya, Kapolresta Barelang AKBP Hengki ikut melakukan negosiasi kepada Atuk. Hengki terus mengulur waktu bernegosia­si. Saat itulah beberapa anggota polisi langsung mendobrak pintu rumah dan langsung membekuk Atuk sekitar pukul 18.45 WIB. Maisya terlepas dari tangan Atuk.

“Penggerebe­kan ini sesuai dengan prosedur. Negosiasi yang kita lakukan buntu, sehingga Polresta Barelang bersama dengan Brimob melakukan pendobraka­n,” ujar Hengki.

Sementara itu, Atuk yang ditemui di Unit Jatanras Polresta Barelang mengaku emosi.

“Habis harta saya diporotinn­ya, kemudian dibuangnya saya. Dia meminta cerai itu modus dia aja karena mau mengambil uang asuransi saya. Kalau dirupiahka­n asuransi saya itu bisa sampai setengah miliar.” (cr1/ami)

 ?? CECEP MULYANA/BATAM POS/JPG ?? KISAH PAHIT ASMARA: Polisi mengamanka­n WN Singapura Kamarulzam­an setelah menyekap dan mengancam akan membunuh anaknya.
CECEP MULYANA/BATAM POS/JPG KISAH PAHIT ASMARA: Polisi mengamanka­n WN Singapura Kamarulzam­an setelah menyekap dan mengancam akan membunuh anaknya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia