Jawa Pos

Ratusan Warga Diungsikan

Setelah Timbun Banaran, Longsor Mengancam Desa Lain di Ponorogo

-

PONOROGO – Jenazah 25 korban longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo, belum ditemukan. Namun, bencana longsor lain sudah mengancam. Kemarin ratusan warga Desa Dayakan, Kecamatan Badegan, Ponorogo, diungsikan karena tanah tempat tinggal mereka mengalami retakan.

Seperti halnya Desa Banaran, Desa Dayakan berada di perbukitan. Sejak Rabu sore (5/4) warga beberapa kali mendengark­an suara gemuruh yang diduga berasal dari dalam tanah. Plus kondisi tanah yang retak-retak, bisa dipastikan longsor juga mengancam desa itu.

Pemerintah Desa Dayakan lalu meminta semua warga di daerah rawan tersebut mengungsi. ”Kami instruksik­an melalui pengeras suara masjid agar mengungsi malam itu juga,” kata Kepala Desa Dayakan Kateno kemarin (6/4).

Menurut Kateno, suara gemuruh itu sebenarnya sudah terdengar sekitar satu setengah bulan lalu. Namun, beberapa hari terakhir kembali muncul dengan intensitas lebih tinggi. Bahkan, sejak Rabu sore hingga kemarin siang ada lebih dari sepuluh kali suara gemuruh.

Cuaca yang tidak bersahabat juga menambah kecemasan. Hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah itu sejak sore hingga tengah malam. ”Memang belum terjadi longsor, tapi kami harus waspada,” tuturnya.

Hingga kemarin sekitar 269 warga Dusun Watuagung, Desa Dayakan, diungsikan ke tempat aman. Aparat desa juga minta sekitar 25 warga Dusun Kliyur ikut mengungsi. Sebab, jika terjadi longsor, dampaknya dikhawatir­kan sampai ke rumah mereka yang berada di bawah lereng bukit. ”Warga Dusun Kliyur memang belum mengungsi. Tapi, kami akan beri pengertian agar mau mengungsi,” tambahnya.

Aparat desa juga meliburkan kegiatan belajar-mengajar (KBM) MTs Sunan Ampel dan TK Muslimat sejak tiga hari lalu. Pondok kesehatan desa (ponkesdes) di Dusun Watuagung sementara juga dipindahka­n ke lokasii aman. ”Kami akan pantau terus kondisinya, sambil berkoordin­asi dengan pihak terkait. Belum tahu sampai kapan,” jelasnya.

Pantauan di lokasi, retakan tanah di Dusun Watuagung semakin parah. Bahkan, bahu jalan poros penghubung dusun dan kantor desa sudah ambrol kemarin sore. Panjangnya lebih dari 5 meter dan lokasinya di atas lereng bukit setinggi sekitar 100 meter. Selain itu, retakan lama di beberapa titik juga semakin lebar.

Ketua Tim Tanggap Darurat Pusat Vulkanolog­i dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung Herri Purnomo menyatakan belum mengetahui kondisi Dayakan, Badegan. Namun, suara gemuruh dan gempa kecil merupakan tanda adanya pergerakan tanah di bagian dalam. ”Ini kalau turun hujan terus bisa berkembang menjadi tanah longsor,” terangnya kemarin. (tif/sat/c10/ang)

 ?? R BAGUS RAHADI/JAWA POS RADAR PONOROGO ?? KENANGAN: Dasar melihat foto milik Litkusnin, pamannya, yang ditemukan di lokasi longsor, Banaran, kemarin.
R BAGUS RAHADI/JAWA POS RADAR PONOROGO KENANGAN: Dasar melihat foto milik Litkusnin, pamannya, yang ditemukan di lokasi longsor, Banaran, kemarin.
 ?? PEMPROV JATIM ?? MEMBAHAYAK­AN: Retakan di lantai rumah warga Desa Kayakan, Ponorogo, kemarin.
PEMPROV JATIM MEMBAHAYAK­AN: Retakan di lantai rumah warga Desa Kayakan, Ponorogo, kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia