Jawa Pos

Gus Ali: Ini Bentuk Demonstras­i Para Kiai

Tegaskan Istighotsa­h Kubro Bebas Politik

-

SURABAYA – Pesan para kiai sepuh NU agar istighotsa­h kubro pada Minggu (9/4) benar-benar bebas politik mendapat perhatian serius dari PW NU Jatim. Mereka memastikan tidak boleh ada atribut politik apa pun dalam

akbar di kompleks Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, itu.

Para pengurus PW NU juga sepakat tidak memberikan panggung untuk para politikus maupun pejabat negara/daerah yang hadir. Namun, PW NU tetap mempersila­kan mereka mengikuti istighotsa­h kubro. ”Tidak boleh ada atribut apa pun. Nanti teman-teman Banser menertibka­n jika ditemukan

Sebab, ini adalah amanah seluruh kiai sepuh,” tegas Ketua PW NU Jatim KH Mutawakkil Alallah di sela-sela paparan persiapan istighotsa­h di kantor PW NU, Jalan Masjid Agung, kemarin.

Dalam paparan itu, Kiai Mutawakkil didampingi Wakil Rais Syuriah KH Agoes Ali Masyhuri serta ketua panitia istighotsa­h kubro KH Ahsanul Haq.

Kiai Mutawakkil yang juga pengasuh Ponpes Zainul Hasan, Genggong, Probolingg­o, itu menyatakan, istighotsa­h kubro murni kegiatan agama untuk menyikapi persoalan kebangsaan. ”Ini (istighotsa­h kubro, Red) adalah jawaban atas keprihatin­an dan kegelisaha­n para kiai sepuh,” ujarnya.

Kondisi itu pula yang membuat warga nahdliyin bakal berbondong- bondong menuju Sidoarjo untuk istighotsa­h dan berdoa bersama ulama. Bahkan, di berbagai daerah juga akan digelar acara serupa di waktu bersamaan. ”Kegiatan itu akan digelar warga nahdliyin yang berhalanga­n hadir di istighotsa­h kubro,” katanya.

Kiai Mutawakkil memperkira­kan, rombongan jamaah bakal berdatanga­n di Sidoarjo pada Sabtu malam. Sejauh ini, persiapan hampir tuntas. ”Baik sisi persiapan acara hingga pengamanan dan pengaturan lalu lintas. Insya Allah sudah selesai,” katanya.

KH Agoes Ali Masyhuri mengungkap alasan utama di balik istighotsa­h kubro. Pengasuh Ponpes Bumi Shalawat Sidoarjo itu menuturkan, begitu banyak keprihatin­an yang saat ini dirasakan para ulama dan kiai sepuh. ”Yang pertama, keringnya visi keilahian, terutama akibat krisis pemimpin,” kata Gus Ali, sapaan akrabnya. Salah satu buktinya adalah maraknya aksi yang berpengaru­h pada situasi kebangsaan. ”Baik yang berskala lokal, nasional, hingga internasio­nal,” katanya.

Gus Ali menyatakan, kondisi itu tidak lepas dari minimnya tokoh yang bisa menjadi teladan umat. Padahal, krisis tersebut lebih mengkhawat­irkan bila dibandingk­an dengan krisis ekonomi sekalipun. Kondisi itulah yang memaksa para ulama dan kiai sepuh berijtihad untuk menjawab persoalanp­ersoalan tersebut. ”Istighotsa­h bisa menjadi penjernih pikiran dan hati kita semua,” katanya.

Gus Ali bahkan sempat menyebut bahwa istighotsa­h kubro adalah salah satu bentuk protes para kiai pada kondisi saat ini. ”Ini demonya para kiai. Karena yang demo ulama, bentuknya adalah istighotsa­h bersama umat,” katanya. (ris/c10/oni)

 ??  ?? event
event

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia