Perginya Penggawa Antinarkoba
SURABAYA – Kabar duka menyelimuti keluarga besar Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkum HAM) Jatim. Kakanwil Budi Sulaksana tutup usia kemarin pagi (6/4). Budi meninggal dunia di kamar tidur
Diduga karena penyakit jantung yang dideritanya.
Meninggalnya Budi memang mendadak. Pada Rabu malam (5/4), Kalapas Porong Riyanto sempat menghubungi mantan Kakanwil Sumatera Selatan itu melalui pesan singkat. Budi menjawab singkat. ”Pagi ini sudah ada janji dengan SCTV untuk wawancara di Lapas Kelas I Surabaya,” ujar Riyanto menirukan pesan tersebut.
Kemarin pagi Riyanto menelepon Budi. Sekitar pukul 08.00. Namun, dua kali panggilannya tidak diangkat. Riyanto yang curiga langsung menelepon sekretaris pribadi Budi. ”Sekprinya lalu menghubungi sopir pribadinya,” lanjut Riyanto.
Para asisten Budi di rumah dinasnya di Jemursari II juga heran. Sopir Budi, Imam Zarkasi Fananny, menyatakan bahwa selama ini bosnya selalu bangun pukul 04.30. Namun, hingga pukul 08.00, pria kelahiran Makassar itu tidak kunjung keluar dari kamarnya. ”Kami sempat mengetuk pintu kamar bapak beberapa kali. Tapi, tidak ada respons,” ujar pria yang akrab disapa Fanny tersebut.
Pada pukul 08.30, Fanny mencoba masuk paksa ke kamar Budi yang berada di sisi barat bangunan warna krem itu. Dia mencongkel jendela depan dengan menggunakan linggis. Dia kaget ketika tidak mendapati bapak tiga anak tersebut di atas ranjang. ”Kami putuskan untuk mendobrak pintu kamarnya,” kenang Fanny.
Betapa kagetnya para asisten rumah tangga Budi. Mereka mendapati pria kelahiran 15 Mei 1961 itu sudah tidak bernyawa. Dia ditemukan dalam kondisi terlentang di samping ranjangnya. Mengetahui hal tersebut, mereka menghubungi dokter Rutan Kelas I Surabaya, dr Arifin. ”Dokter bilang bahwa bapak sudah meninggal sejak dua jam sebelumnya,” terang Fanny.
Namun, dokter belum bisa memastikan penyebab kematian pria yang pernah berdinas selama dua tahun di Badan Narkotika Nasional itu. Sepekan sebelumnya, Budi memang sempat dirawat di Rumah Sakit Siloam. Setelah meresmikan Rutan Kelas II-A Perempuan Surabaya, kondisi fisiknya drop. ”Saat itu, Pak Budi langsung dilarikan ke rumah sakit,” ujar Karutan Perempuan Tri Sukapti Handayani.
Bahkan, Budi harus menjalani pemasangan ring di jantungnya. Dia pun harus beristirahat di RS selama sepekan. Terakhir, pada Rabu (5/4), dia kembali menyambangi rutan perempuan. Dia menghabiskan waktu tiga jam untuk meninjau salah satu UPT yang baru dibentuk tersebut. Menurut Tri, saat itu raut mukanya masih pucat. Meski begitu, Budi masih terlihat bergairah. ”Bapak itu memang orangnya sangat perhatian kepada bawahan,” lanjut Tri.
Budi Sulaksana menjabat kepala Kanwil Kemenkum HAM Jatim sejak 2016 hingga sekarang. Dia terkenal getol memerangi peredaran narkotika di dalam lapas dan rutan. Dia juga berusaha keras memperbaiki sistem dan profesionalisme anak buahnya.
Prestasi menonjolnya adalah mengembangkan lapas narkotika Palembang sebagai lembaga rehabilitasi ketergantungan narkotika pada 2014. ”Bapak itu tegas, tapi lemah lembut. Saya salut dengan beliau,” ujar Kadiv Pemasyarakatan Kanwil Kemenkum HAM Jatim Harun Sulianto.
Tindakan tegas terakhir yang Budi terapkan ialah menindak tujuh sipir Rutan Medaeng yang diduga terlibat peredaran narkotika pada Februari lalu. Tujuh sipir tersebut diduga kerap membantu narapidana berbisnis narkotika. ”Tidak ada ampun. Kami pasti tindak tegas petugas rutan dan lapas yang coba bermain-main dengan narkoba,” tegasnya kala itu.
Jenazah diberangkatkan ke Ciamis pada pukul 17.50 dengan menggunakan pesawat terbang. (aji/c6/dos)