Belajar Jualan Kue Tradisional
GRESIK – Maraknya fast food membuat anak-anak kurang mengenal penganan tradisional. Kondisi tersebut mendorong SD Muhammadiyah Manyar untuk menggelar festival jajanan tradisional. Anak-anak diwajibkan membawa kue tradisional.
Beragam jajanan pun mewarnai festival. Sebelum dimulai, para siswa kelas 1 diajak berkeliling ke kelaskelas. Mereka harus menawarkan jajanan yang dibawa kepada kakak kelas dan guru-guru di ruangan. Sambil berkeliling, para siswa berteriak menawarkan makanan layaknya pedagang asongan. Ada yang menggunakan kalimat promotif yang mengundang tawa. ”Martabak dua ribuan. Rasanya sampai menusuk tulang,” teriaknya.
Sri Isna Wardhani, wali kelas yang juga panitia acara, menyebut ada 32 macam kue tradisional yang ditawarkan. Mulai ketan bumbu, nagasari, dadar gulung, lemper, sampai klepon. ”Acara tersebut bertujuan mengenalkan anak-anak dengan beragam jenis makanan tradisional,” terangnya. ”Selain itu, anak-anak dilatih berwirausaha,” lanjutnya.
Isna menyatakan, anak-anak diberi penjelasan sebelum berkeliling kelas. Masing-masing jajanan dibanderol dengan harga yang berbeda, Rp 1.000–5.000. Namun, anak-anak harus konsisten dengan harga yang sudah ditetapkan. ” Tidak boleh ditawar,” katanya.
Meski begitu, masih ada yang menawar jajanan yang dijual anak-anak. Namun, mereka bersikukuh. Harga yang sudah dibanderol tidak boleh ditawar. ”Mereka harus berkomitmen,” tuturnya. Cara tersebut bisa melatih percaya diri anak. ( adi/c16/ai)