Banyuwangi Makin Nyeni, Lumajang Unggul Kebersihan
FESTIVAL Wirakarya Kampung Kelir Pramuka 2017 sudah melalui dua zona. Dua ribu anggota penegak dan pandega sudah menyelesaikan tugas mereka. Kini terlihat hasil dari kegiatan yang berlangsung empat hari di setiap zona tersebut.
Secara umum, hasil dari kegiatan yang diprakarsai Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka Jatim dan didukung Jawa Pos serta PT Mataram Paint itu berupa warnawarni baru rumah penduduk. Namun, ada sisi perbedaan yang ditonjolkan di setiap zona itu.
Misalnya, Kabupaten Banyuwangi sebagai zona pembuka berlangsung di Kampung Wisata Temenggungan (Kawitan). Wilayah tersebut tidak jauh dari pendapa kabupaten. Selain itu, kampung tersebut sudah menjadi kampung wisata. ’’Rasanya se- makin lengkap jika dicat warnawarni,’’ ujar Farid Isnaini, lurah Temenggungan.
Daerah itu juga dikenal sebagai kampung seniman. Karena itu, cat dinding rumah-rumah Temenggungan dihiasi motif batik. ’’Kami ingin kampung warna-warni ini tampil beda dari kampung warnawarni lainnya,’’ lanjut Farid.
Karakter kampung memengaruhi prosesi pengecatan yang dilakukan peserta Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka 2017. Mereka menggambar pola-pola batik di tembok rumah warga. Sebagian warga juga turun tangan membantu Pramuka membuat pola batik khas Banyuwangi. Hasilnya, kampung seniman itu tampak semakin ’’ nyeni’’ dibandingkan sebelum dicat pramuka.
Berbeda dengan Lumajang. Aspek yang ditonjolkan adalah kebersihan lingkungan. Maklum, lokasi pengecatan berada di Kelurahan Rogotrunan dan Tompokersan. Dua kelurahan itu bersebelahan dan hanya dipisahkan Kali Asem.
Sebelumnya, sungai yang merupakan aliran Gunung Semeru tersebut sangat kumuh. Sebagian cat rumah warga sudah usang. Selain itu, ada banyak tangga dari kayu yang menempel di bantaran sungai tersebut. Tangga itu biasa digunakan warga untuk turun dan buang air di sungai.
Wajar jika kepuasan dirasakan Nanda Marta, peserta dari pangkalan SMAN 5 Jember. Kerja keras yang mereka lakukan selama empat hari tidak sia-sia. Rumah di bantaran Kali Asem, baik sisi Kelurahan Rogotrunan maupun Tompokersan, terlihat berwarna-warni.
Nanda melihatnya dari jembatan di sisi utara dua kelurahan itu. Kebetulan, jembatan tersebut berada di barat perkantoran forum pimpinan daerah. Di antaranya, kantor bupati Lumajang, Polres Lumajang, serta Kodim Lumajang.
Nanda tidak menyangka hasil pengecatan yang dilakukan seribu anggota Pramuka dari 100 pangkalan itu sangat cantik. Warna-warni yang kontras ditambah pemandangan di belakang bantaran tersebut adalah Gunung Semeru. ’’Cukup menarik untuk selfie,’’ ucapnya.
Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Jawa Timur Saifullah Yusuf berharap festival tersebut bisa memberikan dampak positif yang luas bagi masyarakat. Terutama terkait dengan pola hidup bersih, aman, dan sehat (BAS). ’’Kalau kampungnya warna-warni, otomatis warganya juga berkembang,’’ ungkapnya. (deb/riq/c15/nda)