Jawa Pos

Tetap Bangga, Seragam pun Beli Sendiri-Sendiri

Istighotsa­h Kubro PW NU Jatim di Stadion Gelora Delta hari ini (9/4) menjadi momen bersejarah. Tidak terkecuali bagi anak-anak muda yang tergabung dalam grup paduan suara Nahdlatul Ulama (NU) Sidoarjo. Mereka bangga karena menjadi bagian dalam menggelora­k

- SEPTINDA AYU PRAMITASAR­I

PANGGUNG megah di lapangan Stadion Gelora Delta mulai riuh kemarin sore (8/4). Para pengisi acara dalam istighotsa­h kubro berdatanga­n untuk menjalani geladi bersih. Mulai hadrah al banjari hingga tim paduan suara NU.

Grup salawatan memulai latihan lebih awal

Yakni, grup dari Ponpes Progresif Bumi Sholawat Sidoarjo dan Ponpes Genggong Probolingg­o. Lantunan salawat yang diiringi tetabuhan rebana itu terdengar begitu merdu. Maklum, grup al banjari tersebut telah mengukir sejumlah prestasi.

Nah, tim paduan suara NU harus antre sejenak menunggu grup salawatan tuntas berlatih agar tidak mengganggu vokal. ’’Disiapkan dulu saja sambil menunggu grup salawatann­ya selesai,’’ ujar Ainul Yaqin, ketua Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) PC NU Sidoarjo, kepada para anggota paduan suara.

Saat itu grup salawatan berlatih di panggung sisi kiri, sedangkan tim paduan suara di panggung sisi kanan. Panggung utama yang berada di tengah digunakan untuk para kiai, habaib, serta ulama-ulama di Jatim.

Sebanyak 100 anggota tim paduan suara pun siap untuk latihan terakhir. Sebagian di antara mereka menyiapkan sound. Ada pula yang memilih duduk-duduk sambil berbincang-bincang.

Akhirnya, grup salawatan selesai berlatih sekitar pukul 18.00. Giliran tim paduan suara NU menjalani geladi bersih pukul 18.30. Para anggota tim paduan suara pun bergegas menuju panggung sisi kanan. Mereka telah menempati posisi masing-masing sesuai dengan formasi yang diatur sebelumnya.

Mereka menempelka­n tangan kanan ke dada dengan posisi menyilang. Dua tangan itu pun mengepal penuh semangat. Iringan musik mulai terdengar begitu menggelora. Sang dirigen mulai menggerakk­an tangan ke atas, lalu ke bawah, tanda lagu dimulai.

Suara lantang nan merdu tim paduan suara tersebut begitu menggema di Stadion Gelora Delta. Lagu pergerakan NU Ya lal Wathon atau Subbanul Wathon ciptaan KH Wahab Hasbullah pun dinyanyika­n dengan penuh semangat dan penghayata­n.

Ya lal wathon, Ya lal wathon, Ya lal wathon. Hubbul wathon minal iman. Wala takun minal hirman. Inhadlu alal wathon. Indonesia biladi. Anta ‘unwanul fakhoma. Kullu may ya’tika yauhama. Thomihay yalqo himama.

Beberapa kali lagu kebanggaan NU tersebut dinyanyika­n. Begitu juga lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan negara. Meski hari kian malam, mereka tetap terlihat bersemanga­t. Sebab, mereka bakal tampil di depan ribuan jamaah.

Ainul menyatakan, tim paduan suara tersebut merupakan gabungan pendidikan kader penggerak (PKP) NU Jatim dan organisasi-organisasi NU di Sidoarjo. Mulai, Ansor PC NU, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Universita­s Nahdlatul Ulama (Unusida), dan Lesbumi PC NU. ’’PKP NU menyerahka­n ke Lesbumi PC NU. Jadi, kami yang mengoordin­asi,’’ jelasnya.

Total ada 100 orang yang masuk dalam tim paduan suara. Mereka terpilih dari proses seleksi oleh Lesbumi. Ainul mengungkap­kan, sebulan sebelumnya, pihaknya meminta organisasi NU di Sidoarjo mengirimka­n wakil untuk seleksi anggota tim paduan suara. ’’Kami tes vokal dulu. Prosesnya hanya sehari. Sangat cepat,’’ katanya.

Meski pembentuka­n tim paduan suara begitu cepat, lanjut dia, latihan tetap berjalan lancar. Hanya dibutuhkan waktu dua minggu untuk menyatukan suara tim. Padahal, dari 100 anggota, hanya 60 persen yang memiliki dasar paduan suara. Sisanya sama sekali tidak memiliki pengalaman olah vokal. ’’Latihan pertama dan kedua, belum ketemu harmonisas­i suaranya. Pas latihan ketiga, sudah enak didengar,’’ ujarnya lantas tertawa.

Ainul menyatakan, persiapan tim memang singkat. Penunjukan dari PKP NU Jatim untuk menyiapkan paduan suara juga terbilang mendadak. Latihan bersama pun hanya dilakukan lima kali. Termasuk geladi bersih.

Meski begitu, dia sangat yakin seluruh persiapan menuju panggung besar istighotsa­h kubro berlangsun­g lancar. ’’ Yang paling susah memang menggabung­kan suara 1, 2, dan 3. Tapi, sekarang sudah bagus,’’ katanya.

Muhammad Ilham, anggota tim paduan suara dari PC GP Ansor Sidoarjo, menuturkan, total ada 20 orang dari Ansor yang bergabung dalam tim paduan suara. Sebagian anggota sudah memiliki pengalaman di dunia paduan suara. Namun, ada yang belum berpengala­man sama sekali. ’’Saya memang pernah menjadi anggota paduan suara saat kuliah di Universita­s Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya,’’ jelasnya.

Pengalaman lomba paduan suara hingga di event internasio­nal membuat Ilham semakin percaya diri tampil dalam Istighotsa­h Kubro PW NU Jawa Timur. Meski dengan anggota tim yang berbeda, sensasinya sangat berbeda. ’’Biasanya saya tampil di depan juri. Kali ini saya tampil di depan ratusan ribu jamaah dan di depan para ulama,’’ ungkapnya.

Ilham menyatakan sangat bangga bisa bergabung dalam tim paduan suara PKP NU. Sebab, dia akan tampil dengan membawa organisasi besar di Indonesia. Bahkan, panggung yang dipakai berdamping­an dengan panggung para ulama. ’’ Ya, barangkali nanti saya ketularan berkahnya. Senang saja bisa bertemu dengan kiai-kiai,’’ ujarnya.

Bukan hanya Ilham, kebanggaan bisa tampil dalam kegiatan akbar tersebut juga dirasakan Muhammad Syifa’. Dia menyatakan, tampil dalam tim paduan suara merupakan pengalaman pertama dalam hidupnya. Sebelumnya, dia hanya aktif di dunia al banjari. Kini, Syifa’ harus belajar olah vokal agar bisa mendapat harmonisas­i dalam sebuah lagu.

’’Dulu hanya tampil di sekolah-sekolah. Sekarang tampil di depan ratusan ribu jamaah se-Jawa Timur,’’ ujarnya.

Syifa’ mengaku punya keinginan sendiri untuk mengikuti seleksi tim paduan suara. Dengan kemampuan vokal saat ikut al banjari, dia begitu optimistis bisa lolos seleksi. Bahkan, dia mendaftar lebih awal untuk bisa menjadi bagian dari tim paduan suara. ’’Daripada daftar terakhir, tapi tidak lolos. Jadi, mending saya duluan saja,’’ ujarnya, lantas tertawa.

Dalam tes seleksi, syarat yang wajib dipenuhi adalah hafal lagu pergerakan NU. Syifa’ tentu sudah hafal di luar kepala. Sebab, dalam setiap kegiatan organisasi, lagu tersebut wajib dinyanyika­n. ’’Melatih vokal kadang bersama-sama dengan anggota di Ansor. Kadang juga sering nyanyi sendiri di rumah,’’ ungkap pria 41 tahun itu.

Dia menyatakan sangat bangga bisa tampil dalam istighotsa­h kubro. Apalagi, dia mendapat posisi lebih dekat dengan para ulama yang belum tentu seumur hidup bisa didapatkan­nya. ’’Ini kan kesempatan sangat langka bisa dekat dengan para ulama,’’ ujarnya.

Menurut Syifa’, penampilan tim paduan suara kali ini sangatlah mandiri. Latihan hingga seragam yang dipakai pun menggunaka­n modal masingmasi­ng. Semua itu demi organisasi. ’’Kami mandiri. Semua kompak. Rencananya semua pakai seragam putih,’’ tandasnya.

 ?? HANUNG HAMBARA/JAWA POS ?? BANGGA: Tim paduan suara NU mengikuti geladi bersih kemarin sore.
HANUNG HAMBARA/JAWA POS BANGGA: Tim paduan suara NU mengikuti geladi bersih kemarin sore.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia