Jawa Pos

Sukses Gerakkan Ratusan Ribu Orang

Helmy M. Noor, Tim Kreatif di Setiap Acara Besar NU

-

Di setiap kesuksesan kegiatan akbar Nahdlatul Ulama (NU), selalu ada tim kreatif di dalamnya. Tidak terkecuali acara Istighotsa­h Kubro PW NU Jawa Timur hari ini (9/10). Siapa dia?

HELMY M. Noor terlihat sangat sibuk di panggung utama istighotsa­h kubro kemarin sore (8/4). Suara handy talky (HT) di tangannya tak pernah berhenti berbunyi

Begitu juga dengan handphone yang digenggam tangan satunya. HT berhenti berbunyi, ganti telepon yang berdering. Pria 44 tahun itu pun harus tetap siaga untuk menjawab dua alat komunikasi tersebut.

’’Maaf, memang lagi sibuk-sibuknya untuk persiapan. Biasa harus bisa koordinasi terus,’’ kata Helmy kepada Jawa Pos saat ditemui di sela-sela kesibukann­ya di lapangan Stadion Gelora Delta kemarin.

Helmy berkali-kali mengarahka­n timnya untuk mengecek sound. Begitu juga dengan ketersedia­an mikrofon yang cukup untuk kebutuhan panggung. Sesekali, dia berkelilin­g lapangan untuk memastikan alur pintu masuk di setiap gate dan tempat-tempat tamu undangan.

Apalagi, kemarin sore turun hujan begitu deras. Lapangan di stadion pun basah. Helmy yang baru saja pulang dari event Harlah Ke-71 Muslimat NU di Pasuruan bersama Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa pun langsung bekerja lebih keras. ’’Saya harus minta tim mengambil alat pengering dari Surabaya. Sebab, lapangan ini besok (hari ini, Red) sudah dipakai. Tidak mungkin sebasah ini. Para jamaah nanti tidak nyaman,’’ ujarnya.

Sebagai tim acara dan protokoler atau yang kerap disebut tim kreatif, Helmy memang bertanggun­g jawab membuat acara sukses. Baik dari sisi massa maupun kesiapan teknis lainnya. Karena itu, sehari sebelum acara dimulai, dia harus mengecek satu per satu persiapan yang dilakukan.

’’Secara konten mungkin tidak begitu banyak yang disusun, tetapi untuk segi massa itu yang sangat besar,’’ ujarnya.

Ya, Helmy memang menjadi salah seorang di balik acara-acara besar NU. Baik di Jawa Timur maupun luar provinsi. Berbagai event besar dia garap dengan sukses. Mulai Muktamar Ke-33 NU di Jombang pada 2015, event Harlah Ke-70 Muslimat NU di Stadion Gajayana, Malang, hingga Kongres Muslimat NU di Jakarta. Dua kegiatan tersebut dihadiri Presiden Joko Widodo. ’’Istighotsa­h kubro kali ini adalah event paling besar secara massa yang saya garap,’’ ungkapnya.

Helmy menyatakan, pihaknya memang memiliki latar belakang event organizer (EO) untuk kegiatan-kegiatan umum. Misalnya, konser Iwan Fals yang menyedot 50 ribu penonton di lapangan Makodam. Namun, kedekatann­ya dengan almarhum Ketua PW NU Jawa Timur KH Hasyim Muzadi membuat dirinya dipercaya untuk meng- handle acara-acara NU.

’’Awalnya, saya diminta menggarap Muktamar NU Lirboyo sebagai tim publikasi agar bisa membawa banyak massa,’’ ujarnya.

Dari situ, semakin banyak relasi yang terjalin hingga setiap kegiatan besar NU dipercayak­an kepada Helmy. Pada Muktamar Ke-33 NU di Jombang, dia membuat sisi konten dan massa. Bahkan, lokasi kali pertama muktamar yang diadakan di outdoor tapi bernuansa indoor itu dapat menyedot sekitar 60 ribu orang. ’’Saat itu acara tersebut dihadiri presiden,’’ ungkapnya.

Event besar lainnya yang sukses digarap adalah Harlah Ke-70 Muslimat NU di Malang pada 2016. Setidaknya, ada 100 ribu massa yang hadir. Bahkan, acara itu juga berhasil mencetak rekor MURI hijab dan rebana terbanyak. ’’Kalau dihitung-hitung, banyak acara yang saya garap sebagai tim kreatif,’’ katanya.

Meski memiliki banyak pengalaman menangani event-event besar NU di Indonesia, Helmy tetap merasa deg-degan di acara isti- ghotsah kubro hari ini. Sebab, acara tersebut dari sisi konten memang tidak begitu rumit. Namun, sangat besar dari sisi massa. Bahkan, paling besar dari acara-acara NU yang pernah diselengga­rakan.

’’Kalau saya perkirakan ada lebih dari 500 ribu jamaah yang memadati stadion. Bisa jadi sampai mendekati satu juta,’’ ujar pria yang menekuni bidang EO sejak 2006 tersebut.

Karena itu, Helmy menyatakan, acara istighotsa­h kubro PW NU Jatim tersebut adalah tantangan besar baginya. Dia menyiapkan panggung terbesar setelah Muktamar NU di Jombang. Panjang panggung itu sekitar 40 meter dan dibagi menjadi tiga panggung. Yakni, panggung sebelah kiri untuk hadrah, tengah untuk kiai dan tamu VVIP, dan kanan untuk tim paduan suara. ’’Kami ingin panggung tersebut terlihat bagus dari sisi estetika. Karena jamaah yang hadir sangat banyak, mereka harus bisa menikmati panggung dengan enak,’’ jelasnya.

Selain itu, panggung dibuat besar agar mengefekti­fkan kegiatan istighotsa­h. Dengan tiga panggung yang di- setting untuk setiap kegiatan, diharapkan acara tersebut berjalan lebih lancar. ’’Kalau hanya satu panggung, tidak mungkin. Nanti saling bertukar tempat setiap berganti pengisi acara,’’ ujarnya.

Menurut Helmy, panggung besar dengan tiga tempat itu juga dibuat untuk menjaga kekhusyuka­n para jamaah dalam berdoa bersama. Apalagi, event istighotsa­h kubro PW NU Jawa Timur tersebut diadakan setelah 19 tahun berhenti. Sebelumnya, istighotsa­h kubro pernah diselengga­rakan di Tambak Sari, Surabaya, pada 1996. Kemudian, diadakan lagi pada 1999. ’’Nah, momen itu kan yang ditunggutu­nggu para nahdliyin. Jadi, kami ingin memberikan kesan yang bagus,’’ jelasnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia