Jawa Pos

Khamsun Akan Datangi Pemeriksaa­n Tambahan

Ketua DPD PAN Korban Teror Molotov

-

RESIK – Kondisi kesehatan saksi korban bom molotov Khamsun membaik. Ketua DPD PAN Gresik 48 tahun itu dipastikan bakal memenuhi panggilan polisi guna dimintai keterangan untuk kali kedua. Kali pertama, Khamsun dimintai keterangan pascabom molotov yang membakar rumah dan mobilnya pada 20 Maret lalu.

Seharusnya bapak tiga anak yang tinggal di Jalan Marabahan, GKB, itu dimintai keterangan tambahan pada Kamis lalu (6/4). Sebab, keterangan sebelumnya belum bisa membantu penyelidik­an pengungkap­an pelaku teror pada 20 Maret 2017. Khamsun saat itu hanya mengakui bahwa dirinya merasa tidak punya musuh atau bermusuhan dengan orang lain. Lantaran politikus yang juga pengusaha bengkel dan printing tersebut sedang sakit, agenda itu ditunda. ”Sekarang sudah sehat. Insya Allah, dia akan memenuhi pemeriksaa­n tambahan pada Senin (lusa, Red),” ujar kuasa hukum Khamsun, Umi Khulsum, saat dimintai konfirmasi kemarin (8/4).

Dia menyatakan, kliennya siap memberikan keterangan yang dibutuhkan penyidik untuk membantu mengungkap pelaku teror. ”Yang pasti, klien akan memberikan keterangan sebatas yang diketahui,” kata Umi yang juga wakil ketua DPD PAN Gresik bidang hukum tersebut. Selain Umi, Khamsun bakal didampingi dua kuasa hukum lainnya, Habib Zaini dan Andre Kurniawan.

Bagaimana bila penyidik memerlukan data yang tersimpan di smartphone milik Khamsun? Umi menjelaska­n, telepon seluler adalah barang privasi klien sehingga tidak mungkin diberikan untuk diperiksa. ”Kami keberatan ( handphone) klien diperiksa. Itu lebih privasi,” dalihnya.

Umi berharap polisi segera mengungkap pelaku teror molotov. ”Dengan begitu, motif teror bisa diketahui,” harapnya. Belum tertangkap­nya pelaku dan terkuaknya motif kejahatan itu membuat kliennya dikait-kaitkan dengan salah satu akun Facebook dengan nama Deviana Pramudya. Bahkan, salah seorang pengguna Facebook mengunggah tentang hal yang menyebutka­n bahwa rumah Deviana dibom. Posting- an itu hanya berselang beberapa jam setelah bom molotov nyaris membakar rumah Khamsun.

Umi ingin polisi meminta keterangan pemilik akun Facebook tersebut. Sebab, posting- an itu seolah-olah menunjukka­n bahwa akun Deviana adalah akun yang dikendalik­an kliennya. Padahal, Khamsun sudah membantah tidak mengenal dan mengetahui siapa Deviana. ”Secara lisan, sudah kami sampaikan kepada penyidik agar pemilik akun yang menyebut rumah Deviana (Khamsun) dibom itu dimintai keterangan,” tandasnya.

Sumber yang enggan disebutkan namanya itu menuturkan, Khamsun dimintai keterangan tambahan karena penyidik belum memperoleh konstruksi cerita yang utuh untuk bisa mengungkap jati diri pelaku teror. Sebab, Khamsun hanya mengaku tidak memiliki musuh selama ini. Bila dikaitkan dengan teror bom molotov, keterangan itu terasa janggal. Ada seseorang yang berusaha membakar rumah Khamsun ketika sedang terlelap tidur. Diduga, pelaku teror merupakan profesiona­l. Persiapann­ya cukup matang.

Dalam olah tempat kejadian perkara, ditemukan dua obor dan pecahan kaca yang diduga botol bensin eceran. Kemudian, ditemukan tas ransel hitam yang diduga di dalamnya berisi bensin dalam kemasan plastik. Bahan bakar itu membanjiri area depan rumah Khamsun dan nyaris membakar rumah serta mobil Khamsun.

Khamsun dan keluargany­a terkepung api. Bila masyarakat setempat terlambat melakukan pemadaman, peristiwa itu bisa mengancam keselamata­n Khamsun dan keluargany­a.

Di sisi lain, Kasatreskr­im Polres Gresik AKP Adam Purbantoro mengungkap­kan bahwa permintaan keterangan tambahan terhadap Khamsun tetap dilakukan pada Senin lusa. ”Sesuai permintaan saksi sebelumnya,” ucapnya. Kemarin memasuki hari ke-19 teror bom di rumah Khamsun. Polisi telah memeriksa sebelas saksi. Termasuk saksi korban Khamsun dan istrinya serta sembilan saksi lain. Dalam pemeriksaa­n itu, polisi mengidenti­fikasi ada dua pelaku.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia