Aktivitas Positif Asah Kreativitas
Polah Anak Bikin Paper Craft dan Pizza Mini
SURABAYA – Bagi anak-anak, menggunting, melipat, dan menempel adalah aktivitas yang ng menyenangkan. Demikian pulaula memasak. Apalagi bila didampingi ibu atau bahkan pakarkar di bidangnya.
Keseruan itu terlihat di Show ow Unit The Rosebay, Graha Famili,ili, kemarin (8/4). Pasangan ibubuanak membuat boneka Jepangng dari kertas atau yang dikenalnal dengan paper craft. ”Mama...a... Aku mau melipat ini,” ujar Michelle Emily kepada mamanya, ya, Finalia Lim.
Michelle terlihat antusias. Alat dan bahan ditata rapi. Di antaranya, kertas washi, lem, gunting, penggaris, dan pensil. Setelah semua siap, Michelle mulai menggunting kertas washi. Ada contoh pola boneka. Jadi, dia lebih mudah mengguntingnya.
Bagian pertama yang dibuat adalah badan boneka. Lipat, lipat, lalu mengelemnya. Badan boneka berbentuk lonjong dengan bulatan di bagian bawah. Makin ke atas, bentuk badan mengecil. Sementara itu, Finalia membantu membuat bagian kepala boneka.
Dalam 10 menit, Finalia berhasil menyelesaikan kepala boneka. Lalu, dia mengambil kertas hitam untuk membuat rambut boneka. Bagian tersulit adalah menempelkannya. ”Harus pelan-pelan, sambil dibentuk seperti rambut,” tambah Fenchilia Thiodora, tutor paper craft dalam workshop kemarin.
Fenchilia menerangkan, paper craft mampu melatih sensor motorik tangan. ”Dapat menjadi pilihan kegiatan saat akhir pekan. Bisa dilakukan di mana pun,” tutur perempuan 49 tahun tersebut.
Berbeda halnya dengan suasana belajar membuat pizza mini yang dipandu chef. Acara bertajuk Easter Pizza Cooking Class itu diikuti 30 anak yang berusia 5 sampai 11 tahun. Mereka dibimbing bersama. Mulai menyusun topping hingga memanggang. Topping pizza yang berupa jamur, tomat ceri, terong jepang, buah zaitun, dan daun basil disusun di atas pizza dough. Tak lupa keju mozarella serta saus pizza.
Topping disusun hingga menyerupai wajah. Misalnya, mata dibentuk dari irisan buah zaitun dan terong jepang. Tomat ceri dan smoked chicken berfungsi sebagai hidung. Lalu, jamur untuk mulut dan daun basil sebagai telinga.
Setelah semua bahan disusun di atas pizza dough, anak-anak mengantre untuk memanggang pizza. ”Hati-hati ya, panggangannya panas. Kamu taruh aja di ujung spatula, saya yang memasukkan,” ucap chef The Avenue, Java Paragon Hotel and Residences, Stephanus Praditya.
Duo kakak beradik, Narella Naia, 6; dan Garnetta Oza, 7, duduk berdampingan sambil menyusun pizza. ”Aku bisa bikinnya. Nggak susah kok,” kata Naia, lalu tersenyum. Dia terlihat beberapa kali membandingkan pizzanya dengan milik beberapa peserta. Namun, menurut Naia, miliknya tetap yang terbaik. (bri/esa/c18/nda)