AS Ambisi Gulingkan Assad
Rusia dan Iran Pertegas Dukungan ke Damaskus
NEW YORK – Rezim Syria harus segera berganti. Pesan itu disampaikan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley dalam wawancara eksklusif dengan CNN yang tayang kemarin (9/4). Sikap yang benderang tersebut menegaskan posisi Washington atas konflik terbesar abad ke-21 yang terjadi di tempat yang dalam sejarah Islam kerap disebut sebagai Tanah Syam itu.
”Saat ini, melengserkan Assad adalah satu-satunya prioritas kami,” kata Haley. Pernyataan perempuan 45 tahun tersebut itu sekaligus menegaskan perubahan sikap Presiden AS Donald Trump terhadap Damaskus yang semula abu-abu.
Senjata kimia yang merenggut sedikitnya 86 nyawa di Kota Khan Sheikhun, Distrik Maarrat al-Numan, Provinsi Idlib, Syria, membuat Trump berubah pikiran. Sebelumnya dia telah mengirimkan 58 Tomahawk ke Pangkalan Udara Shayrat pada Jumat (7/4) dini hari waktu Syria.
Sejak menjabat presiden, Trump terkesan menghindari isu tentang Syria. Taipan 70 tahun itu memang menjanjikan kebijakan yang berbeda dengan Barack Obama. Dia mengaku tidak akan memaksa Assad lengser karena rakyat Syria masih mengakui legitimasinya. Dia tidak mau seperti Obama yang berang ketika Damaskus melanggar red lines yang AS ciptakan sebagai batas toleransi.
Trump memang tidak mengekor Obama. Dia jarang berkomentar tentang Syria. Tapi, Kamis lalu, dia berubah haluan saat rezim Assad terkonfirmasi menggunakan senjata kimia di Khan Sheikhun. Kali ini, tanpa peringatan, presiden ke-45 AS itu langsung memerintah dua kapal perang yang berada di kawasan Timur Tengah menghujani Syria dengan Tomahawk.
Serangan ke Pangkalan Udara Shayrat itu membuat Damaskus berang. Juga, Moskow dan Teheran. Kemarin, dalam percakapan jarak jauh via telepon, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Hassan Rouhani sepakat menyebut tembakan 58 Tomahawk AS itu sebagai salah satu bentuk pelanggaran hukum internasional. ”Agresi AS di Syria itu tidak bisa dibenarkan,” sebut Kremlin dalam pernyataan resminya.
Putin dan Rouhani juga sama-sama menolak investigasi di Khan Sheikhun terkait serangan gas beracun yang diduga sarin. Mereka berpegang pada klaim awal yang menyebut gas kebiruan dan kekuningan itu milik oposisi. Moskow menegaskan bahwa gas beracun itu muncul dari gudang senjata oposisi yang jadi target serangan. Padahal, gudang Khan Sheikhun sudah enam bulan kosong.
Lengsernya Assad atau bergantinya rezim Syria diyakini AS sebagai solusi krisis. ”Syria tidak akan pernah menjadi negara yang damai jika Assad masih berkuasa,” tambah Haley. (AFP/Reuters/CNN/BBC/hep/c17/sof)