Meregang Nyawa karena Tersetrum
Kondisi Tidak Sehat, Bekerja tanpa Pengaman
SURABAYA – Kecelakaan kerja terjadi di bengkel las di Granting Selatan I kemarin (16/4). Muharif Yanto, pekerja bengkel, tewas setelah tersetrum saat mengecat teralis.
Insiden tersebut terjadi pukul 10.00. Saat itu Muharif mendapat tugas untuk mengecat beberapa teralis besi. Pria 31 tahun itu pun segera mempersiapkan perlengkapannya.
Teralis besi yang hendak dicat diletakkan di pelataran bengkel. Muharif sengaja menumpuknya menjadi satu untuk memudahkan pekerjaan. Semprotan airbrush disambungkan ke tabung kompresor. Perlahan, dia memulai pekerjaannya. Mengecat teralis dari ujung ke ujung.
Pada beberapa menit pertama, pengecatan berjalan lancar. Petaka terjadi ketika Muharif kehabisan cat. Dia lalu mengisi tabung cat tersebut. Nah, saat itu dia harus membetulkan posisi kabel yang membelit kompresor. Bzzzttt!!! Muharif tersetrum.
Dia seketika tergeletak tidak berdaya. Warga yang mengetahui kejadian tersebut segera memberikan pertolongan. Sebagian warga berinisiatif melapor ke Polsek Simokerto. ’’Kami mendapatkan laporan tersebut sekitar lima menit setelah kejadian,’’ jelas Kanitlantas Polsek Simokerto AKP Rahayu Rini.
Saat itu Rini sedang piket. Jadi, mau tidak mau dia yang meluncur ke lokasi kejadian. Ambulans juga dipersiapkan. Ketika itu Muharif masih bernapas. ’’Kami langsung bawa dia (Muharif, Red) ke Rumah Sakit Soewandhie,’’ tuturnya.
Namun, nyawa pria asal Bojonegoro tersebut tidak tertolong. Dia meninggal dalam perjalanan menuju ke RS dr Soewandhie. Ambulans pun berubah haluan menuju ke RSUD dr Soetomo.
Mengetahui hal tersebut, Rini segera melapor ke Tim Inafis Polrestabes Surabaya untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). ’’Memang prosedur awal kami enggak bisa langsung melakukan otopsi, harus olah TKP terlebih dahulu,’’ katanya.
Bengkel tempat Muharif bekeja dilengkapi kamera closed circuit television (CCTV). Karena itu, polisi tidak membutuhkan waktu lama untuk olah TKP. ’’Rekamannya sudah kami sita untuk menjadi barang bukti penyelidikan,’’ tuturnya.
Dari TKP, polisi beranjak ke RSUD dr Soetomo. Berdasar hasil otopsi, dugaan sementara Muharif meninggal tidak hanya karena tersetrum. Tetapi juga dipengaruhi kondisi tubuhnya yang sedang tidak fit. Saat itu Muharif kecapekan. ’’Kalau tidak kacapekan, mungkin dia tidak meninggal saat itu juga,’’ papar salah seorang personel Tim Inafis.
Selain itu, berdasar rekaman CCTV, Muharif terlihat tidak mengenakan pengaman saat bekerja. Misalnya, sarung tangan karet dan sepatu khusus. Saat kejadian, korban bahkan tidak memakai alas kaki sama sekali. (bin/c15/fal)