Jangkau Celah Sempit
KEDIRI – Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka bergeser 40 kilometer dari Jombang ke Kediri. Lokasi pengecatan kali ini berada di Kelurahan Dandangan. Daerah di tengah Kota Kediri itu terhitung kawasan padat penduduk.
Lurah Dandangan Suparno menuturkan, wilayah di bawah kepemimpinannya tersebut memiliki banyak tantangan. Baik dari segi sosial maupun lingkungan. Wajah kampung itu tertutupi deretan warung-warung kaget di sepanjang Jalan Sersan KKO Usman. Belum lagi, ada sungai besar yang membelah kampung tersebut. Di mana ada sungai, biasanya ada masalah sampah dan banjir yang mengintai.
”Selain itu, masyarakat merasakan dampak psikologis dari lingkungan yang padat ini,” jelas Suparno. Misalnya, untuk anak-anak, tidak ada lahan bermain yang cukup. Secara tak langsung, hal itu berpengaruh pada tumbuh kembang mereka.
Namun, menurut dia, warga sebenarnya punya keinginan untuk mengubah wajah tempat tinggal mereka. Tinggal bagaimana peme- rintah mau mendukung. Suparno bersyukur pelaksanaan Festival Wirakarya Kampung Kelir menjadi langkah awal bagi perubahan Dandangan. ”Warga memang harus diberi contoh dulu, baru mereka mau bergerak untuk berubah menjadi lebih baik,” kata Suparno.
Sejak siang, para anggota Pramuka turun lapangan untuk mengecat Kelurahan Dandangan. Lima di antara 12 RT dipilih sebagai lokasi pengecatan. Permukiman yang berimpitan menjadi tantangan tersendiri bagi mereka. Meski demikian, celah terkecil pun tak luput dari jangkauan mereka. ”Jangan lupa, bagian belakang rumah yang berbatasan dengan sungai juga dicat,” pesan Suparno kepada para peserta.
Untuk zona Kediri kali ini, ada lima kontingen yang ikut bergabung. Yakni, Kota Kediri, Kabupaten Kediri, Kota Blitar, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Tulungagung.
Sementara itu, festival secara resmi dibuka tadi malam. Lapangan Dandangan menjadi saksi dipukulnya gong pembuka oleh Ketua Majelis Pembina Cabang sekaligus Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar. (deb/c7/nda)