Jawa Pos

Kebut Program sebelum Oktober

Komitmen Ahok-Djarot Pascakalah Pilgub

-

JAKPUS – Aktivitas Gubernur DKI Basuki T. Purnama berjalan seperti biasanya. Kekalahan pada pilkada DKI putaran kedua tidak membuatnya terpuruk. Sidang kasus penistaan agama yang dilaksanak­an setiap Rabu juga dia ikuti. Setelah menengar tuntutan jaksa penuntut umum (JPU), dia bahkan kembali melanjutka­n pekerjaann­ya di balai kota. ”Tanya pengacara lah, nggak ngerti aku. Nanti tunggu baca pleidoi saja,” katanya saat dimintai tanggapan soal tuntutan jaksa. Menurut lelaki yang akrab disapa Ahok itu, dirinya memiliki banyak perkerjaan yang belum rampung pascacuti kampanye. Namun, tidak ada agenda khusus yang dia jalani kemarin.

” Beresin surat, kan numpuk. Banyak disposisi sama tanda tangan surat,” katanya. Apalagi, banyak surat dan disposisi yang berkaitan dengan proyek pemprov. Misalnya proyek yang berhubunga­n dengan pekerjaan lanjutan untuk Asian Games 2018. Terutama yang berkaitan dengan penyertaan modal pemerintah (PMP) kepada PT Jakarta Propertind­o (Jakpro). Sebab, hingga saat ini Jakpro masih kekurangan dana sekitar Rp 2 triliun untuk menuntaska­n proyeknya.

Selain itu, dia ingin menandatan­gani sertifikat pasukan merah. Sebab, pasukan untuk memperbaik­i genting dalam program bedah rumah harus memiliki sertifikat. Lebih lanjut, Ahok menyatakan akan menyerahka­n semua halte terminal kepada PT Transporta­si Jakarta (Transjakar­ta). Tujuannya, BUMD DKI bidang transporta­si itu bisa memperoleh penghasila­n sebesar Rp 2 triliun. Dengan begitu, subsidi yang biasanya diambil dari APBD tersebut bisa dimanfaatk­an untuk kegiatan lain.

Selain itu, Ahok ingin merampungk­an semua program yang dijanjikan. Yakni, membangun apartemen di atas depo light rail

transit (LRT) dan mass rapid transit (MRT). Sebab, program tersebut bisa terealisas­i jika bekerja sama dengan salah satu BUMN. Wika misalnya. Ahok juga ingin proyek pasar grosir rakyat tuntas. Salah satu caranya, memanfaatk­an terminal terpadu Pulogebang. Karena itu, dia ingin PD Pasar Jaya segera mengambil alih dan mengembang­kannya menjadi pasar grosir rakyat.

Hal yang sama disampaika­n wakilnya, Djarot Saiful Hidayat. Dia ingin merampungk­an semua pekerjaan yang sempat terhenti karena cuti kampanye. ”Akibat cuti kemarin, masih banyak pekerjaan yang menumpuk. Kami juga akan evaluasi apa yang sudah kami kerjakan, termasuk bedah rumah,” terangnya.

Dia mengatakan, dirinya dan Ahok akan bekerja lebih cepat dan keras lagi. Semua program strategis bakal dirampungk­an pada Oktober 2017. ”Kami juga harus selesaikan pembanguna­n venue untuk Asian Games 2018, termasuk juga LRT dan MRT,” tambahnya.

Soal rencana setelah masa jabatan berbakhir, mantan wali kota Blitar itu memiarkan semuanya mengalir. ”Jangan dibuat terlampau rumit, kami jalani saja. Dan itu bisa di mana saja, asalkan dengan niat yang ikhlas dan tulus,” katanya. Dengan begitu, papar dia, hidup yang hanya sekali memiliki arti bagi masyarakat.

Seperti Ahok, Djarot juga menyatakan bahwa apa pun keputusan Tuhan harus dijalani dengan baik. Dia menyebutka­n, masih banyak ladang pengabdian lain. ”Ladang pengabdian bisa di mana saja, bisa mengabdi untuk kepentinga­n Jakarta maupun Indonesia,” tuturnya. (rya/c11/ano)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia