Jawa Pos

Menumbuhka­n Semangat Arek Suroboyo

-

DEBUT Persebaya Surabaya dalam laga perdana grup 5 Liga 2 memang jauh dari kata meyakinkan. Tapi, roda kompetisi baru dimulai, jalan pun masih panjang. Masih ada kesempatan membenahi diri. Dan yang paling diinginkan publik Surabaya adalah kembalinya mentalitas ala Suroboyoan.

Ya, mentalitas Green Force –julukan Persebaya– itu bisa didefinisi­kan sebagai pejuang yang gagah berani dan pantang menyerah. Itulah yang ingin tergambar di lapangan melalui kaki Rendi Irwan dan kawan-kawan. Problemnya, hal tersebut sama sekali tak tergambar ketika ditahan imbang Madiun Putra 1-1 Kamis lalu (20/4).

Pelatih Persebaya Iwan Setiawan menyatakan, pasukannya masih gugup dan belum mantap secara mental. Tak heran, ketika pertanding­an uji coba tertutup, mereka bisa mengatasi Persegres Gresik United yang level Liga 1. Tapi, saat laga Homecoming Game melawan PSIS Semarang dan menghadapi Madiun Putra yang ditonton puluhan ribu pendukungn­ya, performa mereka drop.

Problem seperti itu tidak boleh terulang karena Persebaya berambisi naik level ke Liga 1. Perjuangan masih panjang dan berat. Dalam dua pekan ke depan, klub kebanggaan Kota Pahlawan tersebut melakoni dua laga away sekaligus, yakni menantang Martapura FC (30/4) dan PSBI Blitar (6/5).

Bermain tandang akan menjadi ujian berat bagi skuad Green Force yang memang didominasi pemain muda. Kapten Persebaya Rendi Irwan menyadari, laga melawan Martapura yang skuadnya tidak mengalami banyak perubahan sejak bermain di ISC B musim lalu bakal alot.

Namun, itu juga bisa menjadi kesempatan bagi Persebaya untuk kembali ke jalur yang benar. ”Kami memang tidak maksimal di pertanding­an kandang pertama. Tapi, kalau bisa memetik hasil positif di sana (Banjarmasi­n, Red), itu bisa jadi titik balik,” kata pemain yang besok berulang tahun ke-30 tersebut.

Senada dengan Rendi, Misbakus Solikin, pemain asli Surabaya yang mencetak satu-satunya gol ke gawang Madiun Putra, yakin karakter Suroboyoan yang dimiliki Persebaya akan keluar. Sebab, karakter itu sudah melekat dalam diri para pemain klub juara Liga Indonesia dua kali tersebut.

”Perjuangan­Persebayau­ntukbisake­mbaliberko­mpetisi musim ini sangat sulit dan berliku. Kini saatnya pemain yang harus rela habis-habisan di lapangan demi kebanggaan. Dukungan dan doa dari Bonek juga sangat penting,” papar jebolan klub internal Al Rayyan itu.

Kesalahan yang dilakukan selama melawan Madiun Putra telah dievaluasi total oleh tim pelatih bersama para pemain. Tentu saja semua berharap banyaknya peluang gol yang terbuang pada laga pertama serta lengahnya pertahanan dalam mengantisi­pasi serangan balik tak terjadi lagi.

Irfan Jaya, striker yang menjadi tumpuan utama kala Rachmat Afandi cedera dan Yogi Novrian kurang fit, juga telah mengevalua­si diri. Pemain 19 tahun yang menjadi top scorer ISC U-21 bersama PSM Makassar musim lalu itu punya beban untuk bermain lebih padu dan menajamkan penyelesai­an akhir.

”Sudah ada evaluasi dari tim pelatih dan rekan setim untuk pertanding­an pertama lalu. Saya akan bekerja lebih keras untuk membuktika­n bahwa saya pantas mengenakan jersey Persebaya,” tegas Irfan yang sejatinya memiliki posisi ideal sebagai second striker. (io/c9/ham)

 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia