Lebih Efisien Kirim Lewat Singapura
JAKARTA – Bersandarnya kapal raksasa di Pelabuhan Tanjung Priok tak otomatis memangkas biaya logistik hingga 30 persen. Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Masita mengatakan, banyak komponen yang memengaruhi biaya logistik. Bukan hanya kehadiran kapal dengan kapasitas besar.
Menurut dia, masih ada THC ( terminal handling charge), biaya timbun, dan cost recovery yang selalu naik. ”Belum tentu menurunkan biaya logistik kalau biaya lain di pelabuhan tidak turun,” tutur Zaldy kepada Jawa Pos kemarin (24/4)
Biaya juga akan lebih efisien jika kapal raksasa itu bisa merapat lebih dari sekali dalam seminggu dan konsisten. ”Kalau cuma seminggu sekali itu kurang. Masih lebih murah dan cepat lewat Singapura,” tambahnya.
Singapura, lanjut dia, memang menjadi pelabuhan primadona untuk mengirim logistik ke AS. Kapal menuju Negeri Paman Sam stand by setiap hari di Singapura. Tidak perlu menunggu seminggu untuk bisa mengirim logistik. Apalagi jika kontrak dengan buyer mengharuskan pengusaha melakukan pengiriman cepat.
Zaldy juga mengingatkan, hadirnya kapal besar yang membawa logistik dari Jakarta ke AS bukanlah direct call, melainkan singgah di Thailand dan Vietnam terlebih dahulu sehingga tidak bisa disebut sebagai prestasi. Itu menunjukkan bahwa volume logistik dari dan ke Indonesia dari beberapa pelabuhan utama dunia belum begitu besar serta masih membutuhkan konsolidasi dari negara lain. Misalnya Singapura dan negara tetangga lain.
Namun, karena baru efektif beroperasi sejak Minggu (24/4), Zaldy belum bisa berkomentar banyak apakah merapatnya kapal besar itu bisa menjadi opsi menguntungkan bagi para pengusaha. Menurut dia, dibutuhkan setidaknya enam bulan untuk melihat efektivitas dan efisiensi kapal besar tersebut. ”Apakah untuk ekspor bisa jadi lebih murah atau tidak, masih banyak faktor yang harus dihitung,” ucap dia. (and/c11/oki)